Pemilik Mata Hari Koffie Ahmad Hilmy Almusawa (23) melayani pelanggan di kedai miliknya di Jalan Kubis III, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang, Banten, Selasa (27/7). Menurutnya, pada masa PPKM pendapatan kedai kopi penyandang disabilitas netra itu mengalami penurunan hingga 90 persen sekaligus terpaksa mengurangi jam kerja karyawan akibat sepi pelanggan. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pemilik Mata Hari Koffie Ahmad Hilmy Almusawa (23) membuat racikan kopi menggunakan alat pengukur waktu di kedai miliknya di Jalan Kubis III, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang, Banten, Selasa (27/7). Menurutnya, pada masa PPKM pendapatan kedai kopi penyandang disabilitas netra itu mengalami penurunan hingga 90 persen sekaligus terpaksa mengurangi jam kerja karyawan akibat sepi pelanggan. (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pemilik Mata Hari Koffie Ahmad Hilmy Almusawa (23) melayani pelanggan di kedai miliknya di Jalan Kubis III, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang, Banten, Selasa (27/7). Menurutnya, pada masa PPKM pendapatan kedai kopi penyandang disabilitas netra itu mengalami penurunan hingga 90 persen sekaligus terpaksa mengurangi jam kerja karyawan akibat sepi pelanggan. Republika/Thoudy Badai (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pemilik Mata Hari Koffie Ahmad Hilmy Almusawa (23) beraktivitas di kedai miliknya di Jalan Kubis III, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang, Banten, Selasa (27/7). Menurutnya, pada masa PPKM pendapatan kedai kopi penyandang disabilitas netra itu mengalami penurunan hingga 90 persen sekaligus terpaksa mengurangi jam kerja karyawan akibat sepi pelanggan. Republika/Thoudy Badai (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pemilik Mata Hari Koffie Ahmad Hilmy Almusawa (23) melayani pelanggan di kedai miliknya di Jalan Kubis III, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang, Banten, Selasa (27/7). Menurutnya, pada masa PPKM pendapatan kedai kopi penyandang disabilitas netra itu mengalami penurunan hingga 90 persen sekaligus terpaksa mengurangi jam kerja karyawan akibat sepi pelanggan. Republika/Thoudy Badai (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pemilik Mata Hari Koffie Ahmad Hilmy Almusawa (23) menunggu pelanggan di kedai miliknya di Jalan Kubis III, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang, Banten, Selasa (27/7). Menurutnya, pada masa PPKM pendapatan kedai kopi penyandang disabilitas netra itu mengalami penurunan hingga 90 persen sekaligus terpaksa mengurangi jam kerja karyawan akibat sepi pelanggan. Republika/Thoudy Badai (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
Pemilik Mata Hari Koffie Ahmad Hilmy Almusawa (23) menunjukan kopi buatannya di kedai miliknya di Jalan Kubis III, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang, Banten, Selasa (27/7). Menurutnya, pada masa PPKM pendapatan kedai kopi penyandang disabilitas netra itu mengalami penurunan hingga 90 persen sekaligus terpaksa mengurangi jam kerja karyawan akibat sepi pelanggan. Republika/Thoudy Badai (FOTO : Republika/Thoudy Badai)
inline
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemilik Mata Hari Koffie Ahmad Hilmy Almusawa (23) melayani pelanggan di kedai miliknya di Jalan Kubis III, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang, Banten, Selasa (27/7).
Menurutnya, pada masa PPKM pendapatan kedai kopi penyandang disabilitas netra itu mengalami penurunan hingga 90 persen sekaligus terpaksa mengurangi jam kerja karyawan akibat sepi pelanggan.
Advertisement