Sabtu 31 Jul 2021 23:25 WIB

Tol Listrik Flores Sambungkan Labuan Bajo Hingga Maumere

Tol listrik ini diharapkan menarik investasi dan mendongkrak perekonomian Flores.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan perawatan pada jaringan listrik (ilustrasi). PT PLN (Persero) menuntaskan pembangunan infrastruktur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Tol Listrik Flores.
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Pekerja Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan perawatan pada jaringan listrik (ilustrasi). PT PLN (Persero) menuntaskan pembangunan infrastruktur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Tol Listrik Flores.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) menuntaskan pembangunan infrastruktur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Tol Listrik Flores sepanjang 864 kilometer sirkuit (kms) yang tersambung dari Labuan Bajo sampai Maumere pada 30 Juli 2021. Kehadiran tol listrik ini diharapkan dapat menarik investasi dan mendongkrak perekonomian di Flores dan sekitarnya.

"Kami percaya listrik merupakan energi yang menggerakkan kehidupan dan berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. PLN akan terus berupaya memperluas akses listrik dan meningkatkan keandalannya," tutur Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda, kemarin, Jumat (30/7).

Baca Juga

Huda menyampaikan, kondisi sistem kelistrikan Flores saat ini memiliki daya mampu sebesar 104,1 Megawatt (MW). Beban puncak untuk melayani pelanggan total sebesar 71,6 MW.

Dari total 104,1 MW pembangkit di Flores, selama ini terpisah dalam dua sistem, yaitu Sistem Flores Bagian Barat dan Sistem Flores Bagian Timur. Di mana untuk Sistem Flores Bagian Barat kapasitas total pembangkit 40,7 MW, antara lain PLTMG Rangko 23 MW dan PLTD Golobilas 3,4 MW di Labuan Bajo,  PLTP Ulumbu  10 MW, PLTD Faobata  Bajawa 2,2 MW  di Kabupaten Manggarai  serta pembangkit lainnya.

Sistem Flores Timur memiliki kapasitas total 63,4MW, dengan pembangkit antara lain: PLTMH Ndungga 2 MW, PLTS Wewaria 1 MW, PLTD Mautapaga 3 MW, PLTU Ropa 14 MW di Ende, dan PLTS Waeblerer 1 MW, PLTD Wolomarang 3 MW dan PLTMG Maumere 40 MW di Kabupaten Sikka.

Sebelumnya, Sistem Flores Barat cadangannya terbatas, sehingga mudah defisit jika ada gangguan salah satu pembangkit besar. Sedangkan Sistem Flores Timur cadangannya sangat mencukupi.

Dengan bergabungnya kedua sistem, maka cadangannya menjadi sangat mencukupi dan lebih andal. Selain itu, dengan gabungan sistem yang lebih besar, maka akan membuat sistem lebih efisien dan dapat menurunkan biaya operasi sekitar tiga persen hingga empat persen.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement