Ahad 01 Aug 2021 10:04 WIB

Doping, Sprinter Nigeria dan Kenya Didepak dari Olimpiade

Kedua atlet asal Nigeria dan Kenya positif gunakan hormon pertumbuhan.

Sprinter putri Nigeria, Blessing Okagbare, dan spesialis 100 meter Kenya, Mark Odhiambo, dikeluarkan dari Olimpiade Tokyo setelah hasil tes menunjukkan mereka kedapatan doping.
Foto: EPA/Patrick Seeger
Sprinter putri Nigeria, Blessing Okagbare, dan spesialis 100 meter Kenya, Mark Odhiambo, dikeluarkan dari Olimpiade Tokyo setelah hasil tes menunjukkan mereka kedapatan doping.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sprinter putri Nigeria, Blessing Okagbare, dan spesialis 100 meter Kenya, Mark Odhiambo, dikeluarkan dari Olimpiade Tokyo setelah hasil tes menunjukkan mereka kedapatan doping. Okagbare yang seharusnya berlari dalam semifinal 100m putri Sabtu lali, dinyatakan positif menggunakan hormon pertumbuhan.

Okagbare (32) yang peraih medali perak lompat jauh Olimpiade Beijing 2008, gagal tes doping pada 19 Juli atau empat hari sebelum upacara pembukaan Olimpiade Tokyo. Odhiambo seharusnya berbaris untuk pemanasan lari 100m putra tetapi diskors setelah dinyatakan positif menggunakan steroid anabolik, kata Badan Tes Internasional (ITA).

Baca Juga

"Atlet itu sudah diberitahu soal kasus ini dan telah ditangguhkan sementara sampai penyelesaian masalah sesuai dengan Kode Anti-Doping Dunia dan Aturan Anti-Doping IOC," kata ITA seperti dikutip AFP, Ahad (1/8).

Odhiambo yang berusia 28 tahun dan memiliki waktu terbaik 10,05 detik itu menggugat hasil tes doping tersebut dan kasusnya kini sudah dirujuk ke divisi anti-doping Mahkamah Arbitrase Olahraga yang berkantor pusat di Lausanne. Kenya masuk kategori 'A' dari daftar pantauan Badan Anti-Doping Dunia terhadap negara-negara yang dianggap memiliki risiko doping tertinggi dan para atletnya harus menjalani tes ketat agar memenuhi syarat bisa berlomba dalam Olimpiade dan kejuaraan dunia.

Sekretaris utama olahraga Kenya Joe Okudo mengatakan kementeriannya telah menerima laporan resmi mengenai temuan analisis yang merugikan pada sampel yang dikumpulkan dari sang atlet pada 28 Juli ketika berada di Desa Olimpiade.

"Kementerian masih menunggu kesimpulan dari banding yang diajukan oleh sang atlet dan menekankan tekad pemerintah dalam memerangi doping," kata Okudo.

Doping sangat mempengaruhi cabang olahraga paling sukses di Kenya di mana lebih dari 60 atlet diskors dalam lima tahun terakhir karena pelanggaran yang mencakup kegagalan mengungkapkan keberadaan mereka kepada penguji anti-doping. Dua pelari yang tidak memenuhi syarat telah dikeluarkan dari skuad Kenya sebelum berangkat ke Tokyo.

Di antara atlet top yang akan dikenai sanksi karena pelanggaran doping adalah juara maraton putri Olimpiade 2016 Jemima Sumgong, peraih medali emas 1.500m putra Olimpiade 2008 Asbel Kiprop dan mantan juara maraton Boston tiga kali Rita Jeptoo.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement