REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog Penyakit Menular dan Peneliti di Rumah Sakit Anak Boston Jessica Malaty Rivera mengungkap potensi risiko yang ditimbulkan oleh varian Delta. Menurutnya, orang yang tertular varian Delta memiliki virus sekitar seribu kali lebih banyak di tubuhnya.
Dia pun mengimbau agar masyarakat memakai masker dan melakukan vaksinasi. "Varian Delta Ini secara signifikan lebih menular. Ada perkiraan orang yang tertular varian Delta memiliki virus sekitar seribu kali lebih banyak di tubuhnya. Sekarang, saya pikir orang-orang mendengarnya dan mereka menjadi sangat khawatir," katanya dikutip dari pbs.ord pada Senin (2/8).
Semakin tinggi viral load, semakin besar kemungkinan virus menular untuk menyebar ke orang lain dan menyebabkan terinfeksi. Karena itu, pembawa varian Delta jauh lebih mungkin menularkan kepada lebih banyak orang.
Dia menambahkan vaksin bisa melindungi seseorang dari gejala berat atau kematian. Vaksinasi juga bisa memperlambat siklus penularan dalam populasi.
"Itulah mengapa orang yang divaksinasi perlu sangat berhati-hati dengan mengenakan masker mereka di pertemuan publik di dalam ruangan, karena kita perlu memperlambat jumlah virus yang ada di komunitas," kata dia.
Ia mengaku tidak mengetahui kapan virus ini berakhir. Menurutnya, virus selalu berevolusi. Virus bermutasi saat mereka bereplikasi dan mereka bereplikasi di dalam tubuh manusia.
"Kami bisa mencegah SARS-COV-2 dengan memberi virus lebih sedikit peluang untuk menginfeksi tubuh dan lebih sedikit peluang untuk berubah dan menciptakan varian baru. Kami tahu varian Delta muncul di India dimana mereka benar-benar kewalahan di sana. Dan itu dalam konteks (India) tidak memiliki vaksin. Kami memiliki keuntungan besar, setidaknya di sini di Amerika Serikat, memiliki banyak vaksin yang tersedia," kata dia.
Masyarakat diminta bersiap untuk virus SARS-COV-2 menjadi virus endemik. Itu adalah kemungkinan. Endemik tidak selalu berarti mengganggu. Endemik tidak terlalu menyebabkan gangguan besar dalam kehidupan.
"Jika kami mencapai keseimbangan yang tepat dari populasi yang sebagian besar divaksinasi dan dilindungi sehingga ada lebih sedikit peluang bagi virus untuk menginfeksi dan mengganggu dan kemudian membanjiri sistem perawatan kesehatan kami," kata dia.