Selasa 03 Aug 2021 21:59 WIB

Mantan Kepala BRIN Berharap Sinergi Riset Diperkuat

Sinergi riset di Indonesia diharapkan menghasilkan inovasi unggulan

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
 Mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro, berharap sinergi riset perkuat dunia riset Indonesia
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro, berharap sinergi riset perkuat dunia riset Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro, berharap agar koordinasi dan sinergi riset di Indonesia semakin diperkuat untuk menghasilkan inovasi yang unggulan, termasuk tentang kebijakan penelitiannya.

“Koordinasi dan sinergi harus diperkuat antara pelaku riset dan inovasi, termasuk lembaga penelitian, swasta, perorangan dan pendidikan tinggi. Sehingga tidak ada redudansi dan duplikasi,” ujarnya dalam diskusi bertema “Organisasi Riset dan Inovasi Bagi Kemajuan Iptek”, Selasa (3/8).

Baca Juga

Dia mengatakan anggaran riset di Indonesia sangat terbatas dan tidak punya kemewahan anggaran riset seperti negara lain. Selain itu, menurut dia, sumber daya riset dan inovasi juga terserap di berbagai tempat, sehingga perlu koordinasi. “Ini semua perlu koordinasi,” ucapnya.

Dia juga menjelaskan bahwa setiap pilihan kebijakan pasti akan mengandung risiko. Menurut dia, itu pula yang harus dipilih dalam melakukan transformasi kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Karena transformasi memerlukan waktu yang lama, kata dia, sebaiknya dipilih yang benar-benar tidak menimbulkan kegaduhan. "Saya ingin transisi tak heboh. Harus benar-benar transisi yang mulus. Sebab, organisasi penelitian itu tak birokratis," ucapnya.

Dia pun menyarankan agar lembaga iptek seperti LIPI, BPPT, LAPAN, dan BATAN tetap ada. Namun, menurut dia, lembaga iptek tersebut harus diubah agar tidak birokratis. Misalnya, cara bekerjanya dilakukan seperti perguruan tinggi yang tidak mengenal atasan-bawahan, tapi bersifat kolegial.

Sementara itu, Kepala Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian 2010-2015, Haryono, mengamini pihaknya akan bergabung ke BRIN. Namun, dia berharap litbang kementerian bisa bergabung paling akhir. Sebab, kata dia, kebijakan Kementan perlu pengawalan.

Haryono menegaskan bahwa integrasi harus mengacu pada kaidah transformasi sistem. "Integrasi itu wajib memiliki kaidah transformasi sistem. Tidak mendadak, tetapi bertahap dan memiliki transisi," kata Haryono dam forum diskusi yang sama.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement