Rabu 04 Aug 2021 09:13 WIB

Kapolres Cianjur Renovasi Rumah 3x4 yang Dihuni 9 Orang

Rohman mengaku selama ini belum pernah mendapat bantuan apapun.

Warga berdiri di depan rumah gubuk tak layak huni miliknya, di Desa Utengkot, Lhokseumawe, Aceh, Rabu (3/2/2021). (Ilustrasi)
Foto: Antara/Rahmad
Warga berdiri di depan rumah gubuk tak layak huni miliknya, di Desa Utengkot, Lhokseumawe, Aceh, Rabu (3/2/2021). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR--Kapolres Cianjur, Jawa Barat, AKBP Mochamad Rifai, membantu renovasi rumah milik Rohman di Kampung Sukamukti, Desa Cimenteng, Kecamatan Campaka, Cianjur, Jawa Barat. Rumah Rohman nyaris roboh termakan usia dan tidak pernah mendapat bantuan dari manapun.

Rumah berukuran 3x4 meter berdinding bambu itu, telah ditempati Rohman bersama istri dan tujuh orang anaknya, selama dua tahun terakhir. Rumah tidak layak huni berlantai tanah yang berdiri di atas tanah milik perkebunan itu, layaknya kandang hewan ternak karena pemilik tidak memiliki penghasilan tetap untuk memperbaiki.

"Kami baru mendapat kabar, kalau masih banyak warga Cianjur yang tinggal di rumah tidak layak huni, seperti keluarga Rohman. Kami bersama donatur, berencana untuk merenovasi rumah tersebut, agar layak huni karena selama ini, rumah ukuran 3x4 itu, dihuni 9 jiwa," kata Rifai saat mendatangi keluarga Rohman Selasa (3/8).

Pihaknya juga terpanggil untuk membantu Rohman yang selama ini tidak memiliki penghasilan tetap alias serabutan. Kapolres bersama donatur menyediakan lahan garapan tetap, sembako untuk beberapa bulan ke depan dan santunan untuk pendidikan ketujuh anaknya.

"Untuk renovasi rumah akan segera dilaksanakan, namun kami masih diskusikan dengan donatur lain yang akan menghibahkan tanah bagi keluarga Rohman," katanya.

Sementara, Rohman yang sejak dua tahun terakhir, menempati rumah yang lebih layak disebut pondokan di tengah sawah, bersama istri dan sembilan orang anaknya. Namun, dua orang anaknya sudah menikah dan tinggal bersama suaminya. Selama ini, bangunan berukuran sangat sempit itu, hanya berupa ruangan dan tungku kayu sebagai dapur.

"Jangankan untuk membangun atau merenovasi rumah, untuk makan sehari-hari saja, kadang ada, kadang tidak. Bahkan tidak jarang, kami sekeluarga hanya makan singkong, pisang dan ketela. Kalau ada yang menyuruh kuli di sawah, baru saya ada penghasilan untuk membeli beras," katanya.

Ia menuturkan, rumah yang dibangun di atas tanah milik perkebunan, setelah mendapat izin yang dibantu warga sekitar dan pihak desa setempat, sehingga dia dapat memiliki tempat tinggal seadanya. Untuk tidur setiap malam, mereka berkumpul di tengah rumah yang ditinggikan menggunakan bambu dan papan.

"Kami tidak menyangka akan mendapat bantuan dari berbagai pihak termasuk Kapolres Cianjur. Selama ini, kami tidak pernah mendapat bantuan apapun seperti warga lainnya. Kami sangat berterima kasih pada Pak Kapolres dan pihak lain yang sudah peduli," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement