REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kepolisian berhasil mengidentifikasi dua jasad terduga Daftar Pencarian Orang Mujahidin Indonesia Timur Poso yang tewas dalam kontak tembak baru-baru ini di pegunungan Tokasa, Desa Tanah Lanto, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Keduanya adalah Qatar dan Rukli.
Menurut Kapolda Sulteng Irjen Pol Abdul Rakhman Baso berdasarkan hasil identifikasi, keduanya adalah Rukli dan Qatar alias Farel. "Olah DNA dari tiga daftar pencarian orang (DPO) yang terakhir, pertama Qatar, kedua Rukli, dan ketiga adalah Ambo," katanya, Rabu (4/8).
Kapolda mengatakan, salah satu DPO Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang tewas, yakni Qatar merupakan DPO yang memimpin aksi pembunuhan di dua Desa di Kabupaten Sigi dan Kabupaten Poso. "Hasil analisa intelijen itu Qatar yang melakukan pembunuhan di Lemban Tongoa dan Kalimago. Kemudian seperti analisa kita mereka itu terbagi dari beberapa kelompok," katanya.
Sebelumnya, pada bulan Juli 2021, selama sepekan terjadi dua kali kontak tembak antara satgas Madago Raya dengan DPO MIT Poso. Insiden Kontak tembak tersebut menewaskan tiga orang DPO MIT.
Insiden pertama terjadi pada Minggu (11/07), di Pegunungan Desa Tanah Lanto Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong yang menyebabkan dua DPO MIT Poso tewas. Kemudian pada Sabtu (17/07) kontak tembak mengakibatkan satu DPO MIT Poso kembali tewas. Insiden terjadi di Desa Tolai Induk, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong. Tidak jauh dari lokasi kontak tembak yang pertama.
Dari dua lokasi tersebut, Satgas Madago Raya, mengamankan sejumlah barang bukti berupa senjata api jenis revolver, amunisi, bom lontong, kompas, bendera, dan sejumlah barang bukti lainnya yang diduga digunakan tiga DPO MIT Poso yang tewas tersebut.
Ketiga jenazah DPO MIT Poso ini dimakamkan di area Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan Poboya, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Namun, dari tiga jenazah ini baru satu jenazah yang berhasil diidentifikasi kepolisian. Data kepolisian, saat ini, DPO MIT Poso yang masih terus dilakukan pengejaran oleh Tim Satgas Madago Raya berjumlah enam orang.