Kamis 05 Aug 2021 14:22 WIB

Bupati Minta Penambang Bertanggungjawab Atas Longsor Rumpin

Perusahaan penambang ditarget melakukan perbaikan dalam sepekan kedepan.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus raharjo
Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin meminta pengusaha tambang untuk bertanggungjawab atas kejadian longsor Jalan Desa Cipinang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor pada Selasa (3/8) pagi. Longsor ini menyebabkan akses jalan utama warga terputus.

Ade Yasin mengatakan, selain meminta pihak penambang untuk merelokasi jalan, dia juga meminta agar warga di sekitar jalan yang terdampak juga turut direlokasi. Diketahui, ada lima rumah warga yang mengalami kerusakan ringan pascalongsor terjadi.

“Saya tadi melihat akibat dari longsor penambangan, dan tadi saya sudah sampaikan juga bahwa ini penambangan berizin. Dan ternyata mepet ke jalan, sehingga saya minta untuk pihak perusahaan untuk bertanggung jawab merelokasi jalan dan juga merelokasi warga yang ada di sekitar sini,” kata Ade Yasin setelah melakukan peninjauan, Kamis (5/8).

Berdasarkan hasil tinjauannya, area yang terdampak longsor sekitar 40 hingga 50 meter tersebut memang rawan terjadi longsor. Jika tidak segera diantisipasi, diperkirakan akan terjadi longsoran berikutnya. Sebab, bagian tanah yang terjadi longsor menjadi labil karena ada pergerakan penambangan.

Oleh karena itu, Ade Yasin meminta agar perusahaan tambang segera melakukan upaya perbaikan dalam sepekan ke depan. Jika sepekan ke depan tidak ada pergerakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor akan segera melakukan evaluasi.

“Karena ini area berbahaya yang memang rawan terjadi longsor. Bisa jadi longsor kedua kali kalau tidak cepat kita antisipasi dan ini tanggungjawab mereka sebagai pengusaha. Harus dimulai dalam seminggu ini, saya minta harus sudah dimulai upaya itu,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Yudiman menjelaskan, berdasarkan informasi dari warga setempat, kejadian gerakan tanah pertama kali terjadi pada Selasa (3/8) pagi sekitar pukul 05.00 WIB.

“Dampak dari gerakan tanah bergerak menutupi sebagian jalan tambang, dan lima rumah warga rusak ringan retak-retak di dinding saja. Tapi tidak ada korban luka maupun korban jiwa,” kata Yudiman.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, kawasan Pit Tambang PT BSM berbatasan langsung dengan Jalan Desa Cipinang. Akibatnya, jalan penghubung Kecamatan Rumpin dan Kecamatan Parungpanjang terputus. Saat ini kondisi longsoran sudah tidak mengalami pergerakan lagi tetapi dapat aktif kembali jika terjadi curah hujan yang tinggi.

Yudiman menyebutkan, ada empat faktor umum penyebab gerakan tanah di lokasi kejadian. Pertama, yakni curah hujan tinggi, dan adanya sumber mata air di bawah permukaan tanah. Selain itu, kestabilan lereng rendah dan ada aktivitas blasting di area pertambangan.

“Secara geografis lokasi gerakan tanah memiliki kemiringan lereng yang cukup terjal. Dengan adanya aktivitas blasting di area pertambangan menyebabkan terjadinya rekahan, sehingga air masuk melalui rekahan tersebut menyebabkan lereng yang tidak stabil mencari keseimbangan baru,” jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement