Kamis 05 Aug 2021 15:13 WIB

Herd Immunity Butuh Cakupan Vaksinasi di Atas 80 Persen

Mudahnya penularan varian Delta membuat ahli menganjurkan masyarakat lebih tertib.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
 Ahli memperkirakan cakupan vaksinasi perlu mencapai di atas 80 persen agar herd immunity atau kekebalan kelompok bisa terbentuk di tengah meluasnya penyebaran varian Delta (ilustrasi).
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Ahli memperkirakan cakupan vaksinasi perlu mencapai di atas 80 persen agar herd immunity atau kekebalan kelompok bisa terbentuk di tengah meluasnya penyebaran varian Delta (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemunculan varian Delta yang lebih menular membuat sebagian ahli menilai perlu adanya cakupan vaksinasi yang lebih luas bila ingin menciptakan herd immunity atau kekebalan kelompok. Ahli memperkirakan cakupan vaksinasi perlu mencapai di atas 80 persen agar kekebalan kelompok bisa terbentuk di tengah meluasnya penyebaran varian Delta.

Angka tersebut jauh lebih besar bila dibandingkan dengan cakupan vaksinasi yang perlu dicapai akibat ancaman virus SARS-CoV-2 original. Untuk membentuk kekebalan kelompok di tengah intaian SARS-CoV-2 original, cakupan vaksinasi yang dibutuhkan hanya berkisar di angka 67 persen.

"Masalahnya sekarang adalah varian Delta lebih mudah menular dibandingkan virus originalnya," ujar asisten profesor di bidang ilmu kedokteran dari University of Alabama, Ricardo Franco MD, seperti dilansir WebMD, beberapa waktu lalu.

Untuk mencapai kekebalan kelompok di tengah merebaknya varian Delta, Franco mengatakan batas minimal cakupan vaksinasi Covid-19 yang dibutuhkan adalah di atas 80 persen. Bahkan, cakupan vaksinasi yang perlu dicapai mungkin hampir 90 persen.

Kekebalan kelompok merupakan suatu situasi di mana ada cukup banyak orang yang memiliki kekebalan sehingga seluruh populasi bisa terlindungi. Saat ini, manfaat cakupan vaksinasi yang luas sudah mulai terlihat. Orang-orang yang belum vaksinasi dan tinggal di area dengan cakupan vaksiansi yang lebih tinggi mendapatkan manfaat perlindungan yang lebih besar dibandingkan mereka yang tinggal di area dengan cakupan vaksinasi rendah.

Mudahnya penularan akibat varian Delta juga membuat ahli menganjurkan masyarakat untuk lebih tertib dalam menggunakan masker. Terlebih, saat ini ketersediaan masker tidak selangka dulu, ketika pandemi Covid-19 baru dimulai.

Profesor dari University of Pennsylvania, Ezekiel J Emanuel MD, juga menganjurkan masyarakat untuk tidak asal dalam memilih masker. Emanuel menekankan pentingnya menggunakan masker yang berkualitas berkualitas baik. "Masker yang baik memberikan perbedaan besar dan sangat penting," jelas Emanuel.

Bila memungkinkan, Emanuel menganjurkan agar masyarakat menggunakan masker N95 ketika berkegiatan, khususnya di dalam ruangan. Emanuel mengatakan masker N95 dapat memberikan perlindungan yang lebih baik dalam mencegah penularan Covid-19.

"Saya pikir kita perlu meningkatkan masker," papar Emanuel.

Masker N95 memiliki kemampuan menyaring partikel-partikel kecil hingga 95 persen. Emanuel mengatakan, masker bedah juga baik digunakan meski tidak sebaik masker N95.

Hal lain yang juga disoroti oleh Emanuel adalah kepatuhan masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan dengan tertib. Emanuel mengatakan kelalaian dalam menjalankan protokol kesehatan hanya karena merasa bosan akan membuat kondisi menjadi lebih bruuk.

"Kita semua lelah, tetapi harus melakukan upaya lebih, seperti vaksinasi, menggunakan masker di dalam ruangan dan melindungi diri kita, keluarga kita, serta komunitas kita," ujar Emanuel. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement