Senin 09 Aug 2021 22:30 WIB

Pesan Mahfud: Jadikan Tahun Baru Islam Pembangkit Optimisme

Mahfud MD mengutip ayat tentang sabar di Surat Al-Baqarah Ayat 249.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menyerukan agar momentum Tahun Baru Islam atau 1 Muharram 1443 Hijriyah, dijadikan sebagai pembangkit optimisme dan harapan masyarakat Indonesia menghadapi pandemi Covid-19.

"Apa yang bisa kita ambil dari peristiwa hijrah Nabi, pertama perjuangan itu memerlukan kesabaran. Nabi mau dibunuh, dikejar kemana-mana, akses ekonominya diputus, perdagangannya diputus, tapi Nabi Muhammad tetap bersabar. Oleh sebab itu, jika saudara mau mengambil hikmah dari 1 Muharram ini mari kita pupuk kesabaran," ujar Mahfud di Jakarta, Senin (9/8).

Mahfud menyampaikan petuah itu saat mengisi kajian virtual menjelang 1 Muharram pada Selasa (10/8) bersama Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dan para Dewan Gubernur yang diikuti sekitar 1.000 peserta dari berbagai wilayah dan perwakilan BI di berbagai negara pada Senin.

Menurut Mahfud, sabar sekurang-kurangnya ada tiga faktor. Pertama sabar terhadap musibah, kedua sabar di dalam ketaatan, termasuk disiplin.Lalu yang ketiga sabar di dalam berjuang, bersungguh-sungguh, optimis dan tangguh.

"Sabar itu bukan hanya berarti pasrah, tapi sikap pantangmenyerah, tangguh dan bersungguh-sungguh itu juga sabar," kata Mahfud yang juga alumni Pondok Pesantren Al-Mardhiyah, Kabupaten Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, ini.

Dalam memperkuat argumentasinya, Mahfud mengutip ayat tentang sabar di Surat Al-Baqarah Ayat 249. "Sekelompok kecil orang bisa mengalahkan orang yang banyak, asal kamu bersabar," kata Mahfud dalam acara bertema 'Momentum 1 Muharram sebagai Booster Optimisme dan Harapan Menurut Pandangan Islam' ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement