Serangan jantung
Madsen mengatakan, serangan jantung dapat menyebabkan sesak napas karena otot jantung terpengaruh dan mungkin tidak dapat mengirimkan darah secara memadai ke tubuh. Ketika paru-paru tidak mendapatkan cukup darah, Anda mungkin tidak mendapatkan cukup oksigen dan paru-paru tidak akan berfungsi dengan baik.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sekitar 800 ribu orang Amerika Serikat mengalami serangan jantung setiap tahun. Pria di atas 45 dan wanita di atas 55 berada pada risiko terbesar, bersama dengan orang-orang yang merokok atau memiliki tekanan darah tinggi.
Awal masa kehamilan
Selama beberapa pekan pertama setelah hamil, tubuh Anda mulai memproduksi lebih banyak hormon seks progesteron. Saat kadar progesteron meningkat, secara alami Anda mulai bernapas lebih cepat dan merasa sesak napas.
Beberapa waktu kemudian dalam masa kehamilan, rahim akan tumbuh lebih besar dan dapat memberi tekanan pada diafragma. Ini dapat menyebabkan peningkatan sesak napas secara bertahap. Dalam kebanyakan kasus, sesak napas tidak berbahaya dan akan hilang setelah kehamilan. "Namun, sesak napas yang parah dan tiba-tiba pada kehamilan selalu menjadi perhatian," ujar Madsen.
Penyebab sesak napas lainnya
Sesak napas juga dapat disebabkan oleh anemia, keracunan karbon monoksida, kelebihan cairan di sekitar jantung (efusi perikardial atau tamponade jantung), dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Di samping masalah irama jantung (aritmia), paru-paru kolaps, dan radang paru-paru, serta penyakit akibat infeksi SARS-CoV-2 (Covid-19) juga bisa membuat sesak napas.