Rencana pemerintah menaikkan harga roti untuk pertamakali sejak 1977 pada pekan ini membuat gamang warga Mesir.
"Bagaimana saya bisa makan?,” kata Wafaa Bakar, penduduk Shubra el-Kheima, sebuah pemukiman buruh di pinggiran ibu kota Kairo. "Bagaimana kami bisa membayar sekolah keponakan yan ditinggal mati ayahnya?”
Sekitar 30% persen warga Mesir berpenghasilan kurang dari Rp 800 ribu per bulan. Dalam urusan pangan utama yakni roti, mereka selama ini dibantu subsidi yang dikucurkan pemerintah sejak dekade 1960an. Sudah begitu pun, kebanyakan masih kewalahan memenuhi kebutuhan listrik atau air bersih.
"Harga sepotong roti tersubsidi adalah batas merah. Ada banyak janda dan anak yatim yang tidak punya pemasukan tetap,” kata Ahmad Saeed, seorang warga Kairo lain.