Rabu 11 Aug 2021 15:58 WIB

Alasan Lemak Visceral Berbahaya Bagi Kesehatan

Keberadaan lemak visceral mengelilingi organ-organ penting di dalam perut.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Qommarria Rostanti
Alasan lemak visceral berbahaya bagi kesehatan (ilustrasi).
Foto: ROLLINGOUT
Alasan lemak visceral berbahaya bagi kesehatan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lemak visceral atau yang lebih dikenal sebagai lemak perut bukanlah jenis yang bisa dirasakan. Lemak visceral mengelilingi organ di dalam perut, seperti perut, hati, pankreas, dan usus. 

“Kedekatannya” dengan organ vital tersebut dapat menyebabkan masalah serius. Mengapa lemak visceral berbahaya? 

Lemak yang tersimpan di perut tampaknya meningkatkan produksi zat inflamasi dalam tubuh. Lokasinya yang dekat dengan organ vital seperti jantung dan hati dapat menyimpan racun di sana.

Keberadaannya memiliki konsekuensi yang berpotensi berbahaya, termasuk lima risiko kesehatan besar. Dilansir Eat This, Not That! pada Rabu (11/8), berikut ini lima bahaya terburuk dari lemak visceral:

1. Penyakit jantung

"Studi yang meneliti hubungan antara lemak perut dan hasil kardiovaskular mengonfirmasi bahwa lemak visceral jelas menjadi bahaya bagi kesehatan," kata penulis utama studi yang diterbitkan di jurnal Circulation pada April lalu.

Studi menemukan, orang dengan lemak perut berlebih memiliki risiko lebih besar terkena serangan jantung, bahkan jika mereka memiliki BMI (indeks massa tubuh) normal. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association pada 2018 menemukan bahwa wanita yang memiliki lebih banyak berat badan di sekitar perut memiliki risiko 10 persen hingga 20 persen lebih besar terkena serangan jantung daripada wanita yang lebih berat secara keseluruhan.

Bagaimana cara mengurangi lemak perut dan risiko yang menyertainya? American Heart Association menyarankan untuk melakukan olahraga 150 menit setiap pekan. Olahraga atau dikombinasikan dengan diet yang lebih sehat dapat mengurangi lemak perut, bahkan jika Anda tidak menurunkan berat badan.

2. Penyakit hari berlemak

Menurut Klinik Cleveland, kelebihan lemak visceral meningkatkan risiko gangguan metabolisme serius seperti penyakit hati berlemak, suatu kondisi di mana terlalu banyak lemak menumpuk di hati. Kondisi tersebut mencegah organ vital itu melakukan pekerjaan pentingnya, membersihkan tubuh dari racun, serta memetabolisme lemak dan karbohidrat yang Anda konsumsi. Jika dibiarkan, penyakit hati berlemak dapat menyebabkan sirosis, kanker hati, dan gagal hati.

3. Peningkatan risiko kanker

Menurut MD Anderson Cancer Center, kelebihan lemak perut dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker termasuk kolorektal, pankreas, payudara (setelah menopause), dan rahim.

4. Peningkatan risiko diabetes

Terlalu banyak lemak perut meningkatkan risiko terkena diabetes tipe-2. "Lemak visceral dapat melemahkan atau merusak organ tubuh Anda," kata MD Anderson.

Pusat perawatan kanker itu mengatakan, terlalu banyak lemak visceral dapat “memberitahu” tubuh untuk membuat lebih banyak insulin daripada yang dia butuhkan. Tingkat insulin yang tinggi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes dan kanker.

5. Penyakit ginjal kronis

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of American Society of Nephrology menemukan, orang yang memiliki tubuh “berbentuk apel”, atau memiliki lebih banyak lemak di sekitar perut, maka memiliki tekanan darah lebih tinggi di ginjal mereka, bahkan jika mereka tidak kelebihan berat badan. Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah di ginjal, kemudian mengurangi kemampuannya untuk menyaring racun dari darah.

Bagaimana mengurangi lemak visceral? Mengikuti diet sehat itu penting, tetapi diet saja tidak akan mengurangi lemak perut. Olahraga adalah kuncinya. 

Menurut Johns Hopkins Medicine, olahraga dapat mencairkan lemak perut karena mengurangi insulin (yang memberi sinyal pada tubuh untuk menahan lemak) dan memacu hati untuk membakar timbunan lemak di dekatnya. Untuk mengurangi lemak perut usahakan latihan, setidaknya 150 menit olahraga, intensitas sedang (seperti jalan cepat, menari, atau berkebun), atau 75 menit aktivitas berat (seperti berlari, bersepeda atau berenang) setiap pekan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement