REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pada 12 Agustus 1961, Jerman Timur memulai pembangunan Tembok Berlin. Tembok Berlin menjadi simbol Perang Dingin yang membagi Berlin menjadi dua bagian, dan juga memisahkan Jerman Timur dari Jerman Barat hingga 1989.
Seperti dilansir laman Britannica, Kamis (12/8), pada tahun-tahun antara 1949 dan 1961, sekitar 2,5 juta orang Jerman Timur melarikan diri dari Jerman Timur ke Barat, termasuk sejumlah pekerja terampil, profesional, dan intelektual yang terus meningkat. Kerugian mereka mengancam akan menghancurkan kelangsungan ekonomi negara Jerman Timur.
Sebagai tanggapan, Jerman Timur kemudian membangun penghalang untuk menutup akses Jerman Timur ke Berlin Barat hingga Jerman Barat. Penghalang tersebut adalah Tembok Berlin atau Berliner Mauer dalam bahasa Jerman yang didirikan sebagai hasil dari dekrit yang disahkan pada 12 Agustus oleh Volkskammer Jerman Timur ("Kamar Rakyat").
Dinding aslinya dibuat dari kawat berduri dan balok kayu, kemudian digantikan oleh serangkaian dinding beton (setinggi 5 meter) yang di atasnya dipasangi kawat berduri dan dijaga dengan menara pengawas, penempatan senjata, dan ranjau. Pada 1980-an, sistem tembok, pagar berlistrik, dan benteng itu membentang sejauh 45 kilometer melalui Berlin, membagi dua bagian kota. Panjangnya 120 kilometer lebih jauh di sekitar Berlin Barat yang memisahkannya dari Jerman Timur.
Sekitar 5.000 orang Jerman Timur berhasil menyeberangi Tembok Berlin dengan berbagai cara dan mencapai Berlin Barat dengan selamat, sementara 5.000 lainnya ditangkap oleh otoritas Jerman Timur dalam upaya tersebut. Tercatat 191 lainnya tewas selama penyeberangan tembok yang sebenarnya.
Kepemimpinan komunis garis keras Jerman Timur dipaksa turun dari kekuasaan pada Oktober 1989 selama gelombang demokratisasi yang melanda Eropa timur. Pada 9 November pemerintah Jerman Timur membuka perbatasan negara dengan Jerman Barat (termasuk Berlin Barat), dan pembukaan dibuat di Tembok Berlin di mana Jerman Timur dapat melakukan perjalanan dengan bebas ke Barat. Tembok tersebut selanjutnya tidak lagi berfungsi sebagai penghalang politik antara Jerman Timur dan Jerman Barat.