Jumat 13 Aug 2021 13:37 WIB

Soal Data Kematian, Anies: Kami Menggunakan Ilmu Pengetahuan

Anies tegaskan DKI tidak pernah mengubah data kematian.

Rep: Febryan. A/ Red: Ilham Tirta
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.
Foto: dok. Pemprov DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, pihaknya tidak pernah mengurangi ataupun mengubah data kematian akibat Covid-19. Sejauh ini, diketahui sudah 12.908 orang meninggal akibat Covid-19 di Ibu Kota.

"Terkait kematian. Kami di DKI Jakarta tidak pernah mengurangi atau mengubah data-data. Kematian selama pandemi selalu dilaporkan apa adanya," kata Anies dalam keterangan unggahan Instagram resminya, Jumat (13/8).

Pemprov DKI, kata dia, selalu melaporkan data kematian sesuai kriteria dari Kementerian Kesehatan dan data kematian Covid-19 berdasarkan protokol pemakaman Covid-19. Sebab, menurut WHO, semua data kematian perlu dicatat dan dilaporkan.

Upaya pencatatan dan pelaporan data itu, lanjut Anies, bahkan telah dilakukan pihaknya sejak awal pandemi. Padahal, ketika itu kewenangan Pemprov DKI masih terbatas dan juga terbatasnya jumlah tes Covid-19.

"Untuk mendeteksi adanya wabah (saat awal pandemi), kami menggunakan data pelayanan pemakaman agar bisa mendeteksi bahwa wabah telah masuk dari luar negeri ke Ibu Kota," ungkap Anies.

Anies menambahkan, prinsip Pemprov DKI Jakarta dalam menangani semua masalah, termasuk Covid-19, adalah menggunakan ilmu pengetahuan, menggunakan data yang benar dan akurat, serta transparansi data.

Data kematian akibat Covid-19 menjadi sorotan publik akhir-akhir ini. Musababnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut akan menghapus angka kematian dalam indikator penanganan Covid-19.

Alasan Luhut karena terjadi masalah dalam input data yang disebabkan akumulasi dari kasus kematian di beberapa pekan sebelumnya. Rencana Luhut ini lantas dikritik banyak pihak, terutama para epidemiolog.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement