REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Yamin Nuryamin
Load balancing untuk server di era teknologi saat ini sangat penting. Hampir semua pekerjaan tidak terlepas dari penggunaan jaringan internet. Banyak instansi baik pemerintah maupun swasta menggunakan kualitas pelayanan dengan jaringan internet. Jaringan internet di komputer biasanya digunakan untuk menunjang pekerjaan karyawannya dan meningkatkan kualitas layanan perusahaan.
Agar kinerja dan kualitas layanan dapat dioptimalkan, maka perlu dirancang jaringan yang mampu menangani permasalahan koneksi yang padat dan lambat, dengan menggunakan mikrotik untuk load balancing. Load Balancing, memungkinkan jalur traffic jaringan yang padat menjadi seimbang.
Maka dalam penelitian ini, dosen Universitas Nusa Mandiri (UNM) mencoba memberi solusi yang akan digunakan di antaranya menggunakan dua ISP (Internet Service Provider) dan menjadikan mikrotik sebagai load balancer. Dengan mekanisme yang digunakan yaitu, mikrotik akan menandai paket yang mengakses internet, memilih jalur ISP mana yang akan dilewatinya dan menyetarakan beban ISP.
Pemilihan PCC (Per Connection Classifier) load balancing, dikarenakan metode tersebut memenuhi kriteria, karena dapat meningkatkan kecepatan koneksi dan membagi beban pada kedua gateway agar tidak terjadi overload.
Selanjutnya, diterapkan pula teknik fail over, yaitu jika salah satu koneksi gateway sedang terputus, maka gateway lainnya otomatis akan menjadi backup dan menopang semua traffic jaringan. Sehingga dengan penerapan metode load balancing ini, bandwidth dari kedua jalur ISP akan tetap terpakai karena beban trafik akan di distribusikan pada kedua jalur tersebut.
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode load balancing dapat diterapkan pada semua perusahaan demi penghematan biaya dan manajemen jaringan internet menjadi semakin mudah untuk dikelola.
*)Penulis adalah dosen Universitas Nusa Mandiri prodi Informatika.