Ahad 15 Aug 2021 01:00 WIB

Ilmu Terbaik adalah yang Disertai Rasa Takut, Mengapa?

Syekh Ibnu Athaillah mengingatkan pentingnya rasa takut

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Syekh Ibnu Athaillah mengingatkan pentingnya rasa takut. Ilustrasi belajar ilmu
Foto: Antara/Makna Zaezar
Syekh Ibnu Athaillah mengingatkan pentingnya rasa takut. Ilustrasi belajar ilmu

REPUBLIKA.CO.ID, – Ilmu bagi umat Islam tak sebatas pada pengatahuan. Lebih dari ilmu adalah soal etika.  

Syekh Ibnu Athaillah As Sakandari dalam kitabnya, Al-Hikam,  menjelaskan tentang ilmu yang harus disertai dengan rasa takut. Dia berkata: 

Baca Juga

خيرالعلم ماكانت الخشية معه “Sebaik-baik ilmu adalah yang disertai dengan rasa takur pada-Nya”

Penjelasan kitab ini sudah beberapa kali disyarah, antara lain oleh Syekh Abdullah Asy Syarqawi. Menurut dia, rasa takut kepada Allah yang dimaksud Ibnu Athaillah tersebut adalah rasa takut yang disertai pengagungan terhadap-Nya.

Selain itu, menurut dia, ada juga yang mengatakan bahwa rasa takut yang dimaksud itu adalah pengagungan yang disertai penghormatan. Ada lagi yang perpendapat, ilmu adalah rasa takut yang harus disertai amal.

“Dengan kata lain, ilmu yang terbaik adalah ilmu yang disertai rasa takut kepada Allah,” kata Syekh Abdullah dalam syarahnya di kitab al-Hikam terbitan TuRos.

Lebih lanjut, Syekh Abdullah menjelaskan bahwa Allah SWT menguji para ulama dengan ilmunya yang disertai rasa takut kepada-Nya. Allah Swt berfirman,

اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama.” (QS Fathir 28).

Menurut Syekh Abdullah, setiap ilmu yang disertai dengan rasa takut tidak akan ada gunanya dan tidak mengandung kebaikan sama sekali. Pemiliknya tidak disebut alim sejati.

Ilmu yang benar adalah yang harus disertai rasa takut, sikap menjaga hukum Allah, taat dan percaya kepada-Nya, berpaling dari dunia dan para pencarinya, mengurangi kebendaan dan menjauhi pintu-pintunya, memberi nasihat kepada makhluk dan berakhlak baik terhadap mereka, tawadhu, menemani orang-orang fakir, serta mengagungkan para wali Allah.

Sedangkan ilmu yang tidak disertai rasa takut, menurut Syekh Abdullah, dia selalu memupuk keinginan terhadap dunia, menciptakan kesombongan pemiliknya, memalingkan tekad untuk mencarinya, menumbuhkan kesombongan, membuat panjang harapan, dan melupakan akhirat.

“Jika seorang alim mencintai dunia dan para pencarinya, serta mengumpulkannya melebihi kecukupannya, berarti dia lalai dari akhirat dan dari ketaatan kepada Allah sebesar kelalaiannya,” jelas Syekh Abdullah.    

Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Athaillah As Sakandari merupakan seorang ulama sufi yang lahir di Iskandariyah (Mesir) pada 648 H/1250 M. Ibnu Athaillah tergolong ulama yang produktif.

Tak kurang dari 20 karya yang pernah dihasilkannya, dan yang paling terkenal adalah kitab Al-Hikam. Kitab Al-Hikam disebut-sebut sebagai magnum opusnya Ibnu Athaillah.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement