Ahad 15 Aug 2021 20:46 WIB

Sebulan Terakhir, Sampah Infeksius Covid-19 di Padang Naik

Dari Juli sampai Agustus, jumlah sampah infeksius yakni 6.441 kardus.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas rumah sakit memeriksa sampah medis sebelum dimasukkan ke mobil jasa pengangkutan Limbah Bahan Beracun Berbahaya (B3) atau infeksius di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno, Solo, Jawa Tengah, Rabu (24/6/2020). RSUD. Bung Karno yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Solo rata-rata dalam tiga hari menghasilkan sekitar 100 kilogram limbah medis bahan beracun berbahaya (B3) yang pengelolaannya bekerja sama dengan pihak ke tiga, pengelolaan limbah infeksius secara benar dan sesuai prosedur kesehatan untuk antisipasi sumber penularan baru COVID-19. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww.
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Petugas rumah sakit memeriksa sampah medis sebelum dimasukkan ke mobil jasa pengangkutan Limbah Bahan Beracun Berbahaya (B3) atau infeksius di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno, Solo, Jawa Tengah, Rabu (24/6/2020). RSUD. Bung Karno yang merupakan salah satu rumah sakit rujukan COVID-19 di Kota Solo rata-rata dalam tiga hari menghasilkan sekitar 100 kilogram limbah medis bahan beracun berbahaya (B3) yang pengelolaannya bekerja sama dengan pihak ke tiga, pengelolaan limbah infeksius secara benar dan sesuai prosedur kesehatan untuk antisipasi sumber penularan baru COVID-19. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Jumlah warga Padang yang terpapar Covid-19 dalam sebulan terakhir cukup tinggi dibanding bulan sebelumnya. Akibatnya, sampah infeksius di tempat karantina dan laboratorium meningkat. “Jumlahnya memang meningkat dibanding sebelumnya,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang, Mairizon, Ahad 15/8).

Mairizon menjelaskan dari data yang diperoleh, sepanjang bulan Juli dan Agustus ini, jumlah sampah infeksius yakni 6.441 kardus. Sampah tersebut diangkat dari tempat karantina Rumah Nelayan di Koto Tangah dan Laboratorium Fakultas Kedokteran (FK) Unand.

Baca Juga

Sedangkan bulan sebelumnya, Mei dan Juni, jumlah sampah infeksius Covid-19 hanya sebanyak 5.594 kardus. "Di bulan Juli dan Agustus ini, jumlah sampah mencapai 500 kardus per sekali angkut, bahkan lebih,” kata ucap Mairizon.

Sedangkan pada bulan sebelumnya, rata-rata jumlah sampah yang diangkut hanya 400-an kardus per sekali angkut. Mairizon mengatakan, sampah tersebut diangkut dengan mobil boks. Mobil boks datang dua kali seminggu ke dua lokasi.

Mereka menggunakan satu mobil boks yang datang dua kali seminggu ke Rumah Nelayan dan Laboratorium Unand. Seluruh sampah tersebut kemudian dibakar di Kiln milik PT Semen Padang. Sedangkan sampah bagi warga yang melakukan isolasi mandiri di rumah, sampahnya dibakar di lokasi secara terkendali.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement