Ahad 22 Aug 2021 20:42 WIB

Dua Nelayan Lampung Hilang di Samudra Hindia

Dua perahu nelayan mencari ikan pada Jumat dini hari.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Muhammad Fakhruddin
Dua Nelayan Lampung Hilang di Samudra Hindia (ilustrasi).
Foto: Foto : MgRol112
Dua Nelayan Lampung Hilang di Samudra Hindia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG –- Dua nelayan asal Pugung, Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, hilang di perairan Samudra Hindia sebelah barat Provinsi Lampung, saat melaut pada Jumat (20/8). Keduanya berangkat dari Bengkunat menggunakan perahu nelayan.

Keterangan yang diperoleh Republika.co.id, Ahad (22/8), kedua nelayan yang hilang tersebut diketahui identitasnya Beni Irawan bin Badar (25 tahun), dan Rediansah bin Badar (23 tahun) kakak beradik warga Desa Kota Jawa, Kecamatan Bengkunat, Pesisir Barat, Lampung.

Kedua nelayan yang hilang tersebut berangkat bersama dua nelayan lainnya yakni Muzakar alias Mukel (33) dan Novi alais Man Arab (40), keduanya warga Pugung, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Mereka berangkat dengan dua perahu masing-masing. Beni dan Rediansah berperahu merek Bangau Putih, dan nelayan Novi dan Muzakar mereka perahu Petronas.

Kapolsek Bengkunat AKP Suhairi menyatakan kedua nelayan yang hilang berangkat mencari ikan di laut pesisir barat Lampung dengan dua perahu berbeda. Dua perahu nelayan mencari ikan pada Jumat dini hari. Menurut saksi Novi dan Muzakar, terjadi gelombang tinggi saat berada di perairan Samudra Hindia.

“Keterangan saksi (Novi dan Muzakar) kedua terpisah karena gelombang tinggi,” kata AKP Suhairi dalam keterangan persnya, Ahad (22/8).

Novi dan Muzakar tidak mau melanjutkan berperahu mencari ikan di tengah laut, karena gelombang laut tinggi. Sedangkan Beni dan Rediansah tetap melanjutkan untuk mencari ikan. Novi dan Muzakar sudah tiba di darat, namun perahu Beni dan Rediansah tak kunjung datang.

Sebelumnya, sebuah Kapal Motor Nelayan EMJ 7 hilang kontak di perairan barat Lampung masuk Samudra Hindia, sejak 11 Agustus 2021. KM EMJ 7 tersebut membawa 20 anak buah kapal (ABK). Tim Kantor Search and Rescue (SAR) Lampung masih melakukan pencarian di perairan barat Lampung sampai Ahad (22/8). Diperkirakan, KM EMJ 7 tersebut sudah mengarah ke Samudra Hindia.

Tim SAR Lampung yang diteruskan ke Basarnas menerima laporan lima hari setelah kejadian pada Selasa (16/8). Kepala Kantor SAR Lampung Jumaril mengatakan, tim berupaya membantu melakukan pencarian KM EMJ 7 di perairan barat Provinsi Lampung. Kantor SAR Lampung menurunkan KN SAR Basudewa untuk melacak keberadaan KM EMJ 7. “Faktor cuaca menjadi kendala,” katanya.

Saat ini, kondisi cuaca di Perairan Barat Provinsi Lampung atau Samudra Hindia terjadi gelombang laut yang berkisar empat sampai enam meter. Kondisi gelombang yang tinggi menyebabkan tim SAR Lampung mengalami kesulitan menemukan kapal motor tersebut.

KM EMJ 7 yang membawa awak 20 orang berangkat dari TPI Lempasing, Kabupaten Pesawaran, Lampung, pada Rabu (11/8) pukul 8.30 WIB. Kapal berencana menangkap ikan di Pulau Enggano, bersama KM lainnya KM Mayo Jaya. Demgam tujuan sama, KM Mayo Jaya sudah tiba di Pulau Enggano, sedangkan KM EMJ 7 hilang kontak.

Pihak KM Mayo Jaya juga telah menurunkan awaknya untuk mencari KM EMJ 7 di Perairan Barat Sumatra, namun tidak mendapatkan hasil. Selang beberapa hari pihaknya melaporkan kejadian tersebut ke Basarnas dan Kantor SAR Lampung pada Selasa (16/8). 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement