Senin 23 Aug 2021 15:20 WIB

Dukung Sektor Pertanian, BRI tak Cuma Beri Kredit

BRI memberi edukasi, seperti meningkatkan produktivitas tani dan manajemen keuangan.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Logo Bank Rakyat Indonesia (BRI). BRI terus meningkatkan dukungan terhadap sektor pertanian.
Foto: Antara
Logo Bank Rakyat Indonesia (BRI). BRI terus meningkatkan dukungan terhadap sektor pertanian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini total nasabah yang mendapat pembiayaan dari BRI, khususnya untuk ekosistem beras dan penggilingan padi, telah mencapai 40.798 nasabah dengan total plafon kredit mencapai Rp 4,1 triliun.

Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto mengatakan, dari total nasabah tersebut paling banyak di KUR Mikro yang mencapai 25.697 nasabah. Disusul kemudian Kupedes BRI sebanyak 8.908 nasabah, KUR Ritel 3.496 nasabah, dan Pinjaman Usaha Kecil & Menengah (UKM) 2.697 nasabah.

Baca Juga

Sedangkan plafon, Kupedes BRI sebesar Rp 642,3 miliar, KUR Mikro Rp 64,4 miliar, KUR Ritel Rp 800,3 miliar dan pinjaman UKM Rp 1,9 triliun.

Khusus KUR Ritel dan Pinjaman UKM, merupakan nasabah-nasabah yang bergerak di bidang penggilingan padi. BRI termasuk yang terbanyak membiayai penggilingan padi dengan jumlah sekitar 6.190 debitur

Maka melalui pola klaster-klaster, selain memberikan pembiayaan, BRI juga mengedukasi seperi edukasi cara meningkatkan produktivitas lahan, mengelola keuangan yang baik, dan menyediakan sarana untuk tempat mereka nasabah berkumpul untuk berbagi pengalaman.

"Kemudian yang penting adalah bahwa kita juga memberikan cara bagi petani untuk mengakses pasar," ucap Amam melalui keterangan resmi yang dikutip pada Senin (23/8).

Dari sisi lain, Amam menyebut, untuk menciptakan bisnis pertanian yang efektif dan efisien diperlukan juga kolaborasi banyak pihak yang terlibat dalam ekosistem tersebut. Hal itu berdasarkan pengalaman BRI di lapangan selama ini.

Dalam satu ekosistem pertanian, ada banyak sekali pihak yang terlibat di mana masing-masing punya peranan yang penting. Karena itu, pihak yang terlibat harus saling mendukung. Sebab, kata Amam, bila ada salah satu pihak di dalam rantai bisnis itu tidak efisien maka keseluruhan ekosistem menjadi tidak efisien.

"Semua ekosistem ini harus bisa mendapatkan kebutuhan untuk produksinya dengan tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat kualitas. Prosesnya berkesinambungan dan berkelanjutan, jadi tidak ada yang terputus," kata Amam.

BRI sedang mencoba untuk bisa menggabungkan semua ekosistem itu sehingga semua titik betul-betul bisa mengevaluasi tingkat efisiensi bisnisnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement