REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan kekagumannya dengan sosok pendiri organisasi perempuan Persyarikatan Muhammadiyah, Aisyiyah, lantaran merangkul masyarakat bawah dan perempuan untuk menyejahterakan serta mencerdaskan kehidupan.
Erick menilai prinsip tersebut sejalan dengan core values BUMN saat ini yakni Akhlak yang memiliki peran penting dalam menyejahterakan dan mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.
Hal ini disampaikan Erick saat menghadiri peletakan batu pertama pembangunan Masjid Walidah Dahlan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta yang digelar secara daring beberapa waktu lalu.
"Saya sangat mendukung pembangunan masjid ini karena bertepatan dengan tahun baru Islam 1443 Hijriyah dan kemerdekaan Indonesia ke-76 sebagai bentuk semangat hijrah," ujar Erick dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (25/8).
Menurut Erick, pembangunan masjid seluas 11 ribu meter ini merupakan amanah dari Presiden Joko Widodo sebagai mandat bahwa BUMN harus bersinergi dengan swasta untuk saling mendukung dalam membangun sarana dan prasana penunjang aktivitas universitas.
"Kami akan memantau terus pembangunan masjid ini sampai selesai dan dapat digunakan mahasiswa atau masyarakat umum sebagi sentral pendidikan Agama Islam," kata Erick.
Direktur SDM, Umum dan IT Perum Perhutani, Muhamad Denny Ermansyah, mengatakan Perhutani mendukung pembangunan masjid dengan menyalurkan dana sebesar Rp 100 juta. Denny berharap masjid ini dapat mendatangkan manfaat bagi masyarakat.
"Perum Perhutani selaku BUMN memberikan bantuan untuk pembangunan Masjid Walidah Dahlan Universitas Aisyiyah Yogyakarta sebagai bentuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat," ucap Denny.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengatakan nama Walidah Dahlan merupakan pasangan suami istri dengan peran satu sama lain yang saling mendukung dalam aktivitas pembentukan lembaga Muhammadiyah.
"Pembangunan masjid ini ke depannya akan menggunakan sistem yang ramah lingkungan dengan tujuan membawa manfaat bagi masyarakat sekitar," ujar Haedar.
Haedar menjelaskan pembangunan masjid tujuh lantai ini memiliki sistem ramah lingkungan antara lain, daur ulang bekas air wudhu untuk menyiram tanaman, lift hemat energi, energi alternatif dengan panel surya, secondary skin, kaca gedung peredam panas, dan lampu hemat energi.
"Ke depannya saya berharap masjid memiliki fungsi vital bagi mahasiswa maupun masyarakat sekitar masjid sebagai wadah pembentukan karakter sesuai dengan syariat Islam dan memiliki semangat juang tinggi," kata Haedar menambahkan.