REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat meluncurkan serangan pesawat tak berawak pada Sabtu pagi (28/8) ke ISIS-K di Afghanistan timur. Hal itu menurut seorang pejabat Komando Pusat AS (CENTCOM).

Anggota senior kelompok afiliasi Afghanistan dari kelompok teror Daesh/ISIS itu diyakini terlibat dalam mengorganisir serangan bom di luar Bandara Internasional Hamid Karzai di ibu kota Afghanistan baru-baru ini. Selama berminggu-minggu, bandara itu dipadati ribuan orang yang berharap dapat meninggalkan Afghanistan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan.

"Serangan teror tersebut menewaskan sedikitnya 170 orang, termasuk 13 tentara AS," kata juru bicara CENTCOM Kapten Bill Urban.

Pada 15 Agustus, Taliban menguasai sebagian besar wilayah Afghanistan, termasuk Kabul, memaksa mantan presiden Ashraf Ghani dan sejumlah pejabat meninggalkan negara itu.

"Prioritas kami adalah menargetkan ISIS-K. Tidak ada laporan korban sipil sejauh ini," kata Urban, merujuk pada operasi kontrateror dengan drone di Provinsi Nangarhar.

Presiden AS Joe Biden pada Kamis mengonfirmasi bahwa serangan itu dilakukan oleh kelompok teror ISIS-K. Dia berjanji akan meresponsnya dengan tindakan yang sesuai.

Sementara itu, Daesh/ISIS-K telah mengaku mendalangi serangan tersebut. Hingga saat ini, pasukan AS masih menguasai bandara untuk proses evakuasi. Bandara itu adalah satu-satunya wilayah yang masih berada di bawah kendali AS.

Pada Jumat, Gedung Putih mencatat bahwa tim keamanan nasionalnya telah memperingatkan Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris tentang kemungkinan serangan teror lainnya di Kabul.

*Ditulis oleh Jeyhun Aliyev

Ikuti Whatsapp Channel Republika