REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pembuat vaksin India Bharat Biotech mencari mitra manufaktur internasional karena menargetkan satu miliar dosis vaksin Covid-19 setiap tahun, kata perusahaan itu pada Ahad (29/8).
COVAXIN, vaksin Covid-19 buatan perusahaan yang disetujui untuk penggunaan darurat di India, adalah salah satu dari dua upaya yang mendorong program vaksinasi besar-besaran di negara itu. Tetapi Bharat Biotech telah berjuang untuk meningkatkan produksi, setelah gagal memenuhi komitmen untuk memasok vaksin secara penuh untuk pemerintah India, yang juga mengandalkan versi vaksin AstraZeneca yang diproduksi oleh Serum Institute of India dan vaksin Sputnik V Rusia.
Pada Ahad (29/8), perusahaan itu meluncurkan gelombang pertama suntikan COVAXIN dari fasilitas di Ankleshwar di India barat yang memiliki kapasitas untuk memproduksi lebih dari 10 juta dosis per bulan. Bharat Biotech mengatakan sedang menjajaki peluang dengan mitra internasionalnya yang memiliki keahlian dalam pembuatan vaksin virus nonaktif skala komersial.
"Kami ingin memastikan bahwa Bharat Biotech mampu memenuhi permintaan COVAXIN sehingga individu di seluruh negeri, dan dunia, memiliki akses ke vaksin," kata ketua dan direktur pelaksana Krishna Ella dalam sebuah pernyataan.
Bulan lalu, Menteri Kesehatan Mansukh Mandaviya mengatakan kepada parlemen bahwa Bharat Biotech akan memasok 25 juta dosis pada Juli dan 35 juta pada Agustus, kurang dari setengah dari apa yang semula diharapkan pemerintah.