REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, Penyertaan Modal Negara (PMN) 2021 ditujukan untuk tujuh BUMN dengan total nilai PMN sebesar Rp 35,135 triliun. Erick menyampaikan mayoritas PMN ini digunakan untuk menjalankan penugasan pemerintah.
Erick memerinci PMN 2021 diberikan kepada Hutama Karya sebesar Rp 6,2 triliun untuk penugasan pembangunan jalan tol Trans Sumatera, Pelindo III sebesar Rp 1,2 triliun untuk pembangunan pelabuhan Benoa di Bali dan mendorong program Bali Maritim Tourism Hub, ITDC dengan PMN sebesar Rp 470 miliar untuk pembangunan infrastruktur dasar dan fasilitas penunjang serta mendukung kesiapan venue side event G20/2022 Tana Mori, Labuan Bajo.
"Ada juga Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) sebesar Rp 977 miliar untuk pembangunan kawasan industri terpadu di Batang, Jawa Tengah," ujar Erick saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin (30/8).
PMN untuk penugasan lain, lanjut Erick, diberikan kepada PT PAL sebesar Rp 1,28 triliun untuk penguasaan teknologi pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan kapal selam; serta PLN sebesar Rp 5 triliun untuk pendanaan infrastruktur Ketenagalistrikan, membangun transmisi gardu induk dan distribusi listrik pedesaan.
Erick menambahkan PMN untuk restrukturisasi diberikan kepada Indonesia Financial Group (IFG) atau PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) selaku Holding BUMN Perasuransian dan Penjaminan mendapat PMN sebesar Rp 20 triliun untuk peningkatan kapasitas usaha dalam menata industri perasuransian dan pinjaman.
"Sampai hari ini yang sudah cair itu yang Rp 6,2 triliun untuk Hutama Karya, sementara yang lainnya masih dalam proses," ungkap Erick.
Selain PMN 2021 kepada tujuh BUMN, ucap Erick, dua BUMN karya yakni Hutama Karya dan Waskita Karya juga mendapatkan PMN tambahan 2021. Kata Erick, tambahan PMN yang didapat Hutama Karya sebesar Rp 9 triliun untuk tambahan dukungan pembangunan jalan tol Trans Sumatera, sedangkan Waskita mendapat Rp 7,9 triliun untuk penguatan permodalan dalam restrukturisasi dan digunakan untuk modal kerja serta investasi jalan tol.
Untuk PMN 2022, kata Erick, Kementerian Keuangan baru menyetujui PMN untuk lima BUMN yakni Hutama Karya sebesar Rp 23 triliun untuk penyelesaian konstruksi delapan ruas jalan tol Trans Sumatera dengan target tambahan panjang 162 km; Waskita sebesar Rp 3 triliun untuk penyelesaian ruas tol Kayu Agung-Palembang-Betung dan ruas tol Bogor-Ciawi-Sukabumi; PLN sebesar Rp 5,8 triliun untuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan berupa transmisi, gardu induk, dan distribusi listrik desa; Perumnas sebesar Rp 1,57 triliun untuk memperbaiki struktur permodalan untuk melanjutkan program pengadaan satu juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah; dan Adhi Karya sebeser Rp 1,98 triliun untuk penyelesaiaan pembangunan jalan tol Solo-Jogja-Kulonprogo, dan Yogyakarta-Bawen, serta SPAM regional Karian-Serpong.
"Ini berdasarkan pertemuan kami dengan Kemenkeu. Yang baru disetujui lima BUMN dan oleh Kemenkeu dimasukan dalam kaster infrastruktur," kata Erick menambahkan.