REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Melihat potensi sampah yang melimpah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menyiapkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Untuk keberlangsungan PLTSa tersebut, Bappeda Lampung mendata potensi sampah setiap harinya sebagai bahan baku PLTSa.
Keterangan yang diperoleh, Senin (30/8), Bappeda Provinsi Lampung masih melakukan pendataan untuk potensi sampah sebagai bahan baku PLTSa yang mencapai 1.000 ton per hari. Namun, sampai saat ini data yang diterima Bappeda masih kekurangan sekitar 300 ton sampah lagi untuk merealisasikan PLTSa tersebut.
Menurut Kepala Bappeda Lampung Mulyadi Irsan, pasokan bahan baku untuk sebuah PLTSa tersebut setidaknya dibutuhkan 1.000 ton sampah per hari. Untuk Kota Bandar Lampung dan sekitarnya, potensi sampah yang melimpah tersebut masih harus didata untuk pasokan pembangkit, agar jalannya berkesinambungan. “Kalu tercukupi maka akan direalisasikan,” katanya.
Menurut dia, pasokan sampah untuk kebutuhan pembangkit setidaknya seribu ton per hari harus terus tersedia, untuk keberlangsungan PLTSa. Untuk itu, Bappeda masih harus mendata produksi sampah di Kota Bandar Lampung dan sekitarnya mampu atau tidak memasok untuk kebutuhan bahan baku PLTSa.
Berdasarkan dokumen yang ada, Bappeda mendapati produksi sampah di Kota Bandar Lampung hanya 700 ton lebih setiap hari. Artinya, masih kekurangan 300 ton lebih sampah untuk bahan baku PLTSa. Data tersebut terpantau di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Bakung. Namun, Mulyadi mengatakan, belum melihat potensi sampah di sekitar kota.
Sedangkan data di Dinas Lingkungan Hidup Lampung pada tahun 2020, produksi sampah empat ribu ton lebih per hari. Sampah tersebut terdiri dari sampah plastik, sisa makanan, dan bahan kertas. Selain itu, terdapat juga jenis sampah tekstil, kulit, karet, logam, kaca, dan sebaginya.
Warga Kota Bandar Lampung terus mengalami peningkatan, seiring dengan itu jumlah sampah yang dibuang dari rumah tangga dan lainnya otomatis bertambah. TPA Bakung mencatat terjadi peningkatan jumlah volume sampah di kota tersebut.
Keterangan yang diperoleh di UPT TPA Bakung, Senin (30/8), sampah yang diproduksi warga Kota Bandar Lampung terjadi peningkatan berkisar 10 persen dari sebelumnya. Biasanya, volume sampah yang dibuang ke TPA Bakung berkisar 800 hingga 900 ton per hari, beberapa pekan terakhir terakumulasi terjadi peningkatan mencapai 1.000 ton per hari. “Kalau seribu ton per hari bisa sampai,” kata petugas UPT TPA Bakung Iwan.
Menurut dia, meningkatnya jumlah volume sampah yang masuk TPA Bakung menyebabkan terjadi penumpukkan sampah di area TPA. TPA Bakung harus melakukan pembenahan dan penataan sampah, untuk mengantisipasi terjadinya longsor sampah yang berdampak pada pemukiman warga.
Berdasarkan hasil timbangan, peningkatan selama tahun ini volume sampah mencapai 1.000 ton per hari. Sebelumnya, timbangan hanya berkisar 850 ton – 900 ton per hari. Sampah-sampah warga kota diangkut mobil truk, pickup, dan juga amrol. Pembuangan sampah dari angkutan tersebut berlangsung dari Subuh sampai dini hari setiap hari.
Iwan menyatakan, penataan kawasan TPA tersebut sudah sangat diperlukan agar tidak terjadi longsor pada musim hujan mendatang. Penataan kawasan sampah TPA Bakung diprioritaskan pada wilayah kanan dan tempat jurang. Kawasan tersebut sering dikeluhkan warga bila musim hujan.