REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kelompok negara-negara yang mengaku bersatu memerangi ISIS, termasuk AS merilis sebuah pernyataan yang berjanji melenyapkan kelompok itu. Mereka menyebut akan memburu secara khusus orang yang bertanggung jawab atas serangan roket di bandara Kabul.
"Kami akan mengerahkan semua elemen kekuatan nasional, militer, intelijen, diplomatik, ekonomi, penegakan hukum untuk memastikan kekalahan organisasi teroris brutal ini," kata koalisi dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS dilansir dari Al Arabiya, Senin (30/8).
Koalisi juga mengatakan akan mengidentifikasi dan membawa anggota ISIS ke pengadilan untuk membayar tindakannya. ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan roket di bandara Kabul pada Senin (30/8). Pengakuan itu disampaikan langsung oleh kelompok itu di saluran Telegram-nya Nasher News.
Menurut laporan pejabat Amerika Serikat (AS), sebanyak lima roket ditembakkan ke bandara internasional Kabul. Namun, sebelum mengenai sasaran, roket tersebut dapat dicegat oleh sistem pertahanan misil.
Roket-roket tersebut diluncurkan Senin dini hari waktu setempat. Laporan awal tidak menunjukkan adanya korban. Serangan itu menyusul bom bunuh diri besar di luar gerbang bandara pada pekan lalu. Peristiwa itu menewaskan puluhan warga Afghanistan dan 13 tentara AS dan lainnya.
Baca juga : Xinjiang Desak Taliban Putuskan Hubungan dengan ETIM
Presiden AS Joe Biden menegaskan kembali perintahnya kepada para komandan untuk melakukan segala cara melindungi pasukan AS di lapangan. Dia diberitahu operasi bandara terus berlanjut tanpa gangguan usai tembakan roket terbaru.