Kamis 02 Sep 2021 15:59 WIB

Pelajar Bandung Semangat Vaksinasi, tak Sabar Ingin PTM

PTM secara terbatas akan dilakukan di Kota Bandung mulai pekan depan, Rabu (8/9).

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Mas Alamil Huda
Sekda Kota Bandung sekaligus Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna meninjau Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di SMAN 8 Jalan Solontongan, beberapa waktu lalu.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Sekda Kota Bandung sekaligus Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna meninjau Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di SMAN 8 Jalan Solontongan, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas akan dilakukan di Kota Bandung mulai pekan depan, Rabu (8/9). Untuk menjaga agar penyebaran virus corona tidak terjadi di lingkungan sekolah selama PTM, vaksinasi kepada pelajar terus digenjot.

Salah satunya dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 3 Bandung. Sebanyak 300 siswa mulai dari kelas X hingga kelas XII mengikuti acara vaksinasi. Menurut Imel Trihapsari, siswa kelas XI SMK 3 Bandung, pihaknya sudah mendapat vaksin dosis pertama. Pekan ini, ia akan dapat vaksin dosis kedua.

Imel mengatakan, PTM terbatas di Bandung bisa aman. Ini terlihat dari persiapan termasuk uji coba yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu. Kemudian, pihak sekolah pun menyediakan fasilitas penunjang protokol kesehatan (prokes) yang ketat, sehingga siswa bisa belajar lebih aman dan nyaman.

"Sudah ingin sekolah di kelas karena belajar offline lebih gampang. Kalau online kadang ada materi yang nggak masuk ke kita. Pas mau tanya juga malu, jadi lebih baik belajar di kelas aja," ujar Imel.

Sementara menurut siswa kelas XII SMK 3 Bandung, Bintang, ia sudah ingin masuk ke sekolah dan belajar seperti biasa. Jadi, ia ikut serta untuk vaksinasi pertama.

"Ini kan persiapan PTM, sudah kangen belajar di kelas, kangen sama teman-teman juga. Selama ini lewat Zoom doang belajarnya," kata Bintang.

Bintang mengatakan, selama ini kesulitan untuk sekolah daring (online) khususnya pemenuhuan kuota. Selain itu, sekolah lewat zoom meeting atau google meet sulit dipahami, dibandingkan dengan sekolah di kelas.

Pada vaksiansi massal kali ini, Dinas Pendidikan Pemrpov Jabar bekerja sama dengan sejumlah pihak termasuk CIMB Niaga Finance. Program Vaksinasi Covid-19 ini bertujuan mendukung program akselerasi vaksinasi Covid-19 pemerintah khususnya kota Bandung, guna menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity).

Menurut Presiden Direktur CIMB Niaga Finance, Ristiawan Suherman, program vaksinasi ini merupakan bentuk kontribusi pada penanggulangan pandemi Covid-19 di Indonesia. Penanganan pandemi bukan hanya tugas pemerintah semata, tetapi juga menjadi tanggung jawab sosial bersama termasuk sektor swasta.

Ristiawan mengatakan, setelah sebelumnya sukses menyelenggarakan vaksinasi massal di Ibu Kota, kegiatan vaksinasi di Kota Bandung ini juga menargetkan sebanyak 1.000 masyarakat yang divaksin. Rangkaian program vaksinasi Covid-19 tahap selanjutnya akan dilaksanakan di beberapa kota besar lainnya.

"Sekarang kita upayakan untuk mempercepat vaksinasi kepada pelajar karena mereka akan menggelar PTM. Maka harus ada pemberian vaksin sehingga bisa meminimalisasi mata rantai penularan virus karena terbentuknya kekebalan kelompok pada mereka," paparnya.

Rentang usia peserta  dalam vaksinasi CIMB Niaga Finance ini adalah anak-anak berusia minimal 16 tahun hingga lansia. Adapun jenis vaksin yang digunakan adalah Sinovac.

Kepala Disdik Jabar Dedi Supandi mengatakan, meski memberikan izin PTM namun pada pelaksanaannya sangat tergantung dari kesiapan pihak sekolah masing-masing. Selain itu, pihak sekolah juga harus meminta pendapat dari orang tua murid. Sekolah akan mengajukan pertanyaan apakah orang tua memilih untuk PTM terbatas atau tetap memilih pembelajaran jarak jauh (PJJ).

"Intinya kami izinkan namun kebijakan akhir ada pada kepala sekolahnya masing-masing," kata Dedi.

Namun, kata dia, kebijakan ketat akan tetap dilaksanakan dengan menegakkan protokol 5M. Bahkan, jika ada anak yang sakit maka tidak diperkenankan untuk mengikuti PTM. Selain itu, pelajaran tertentu saja yang nantinya akan diberikan izin melaksanakan PTM terbatas, seperti misalnya pelajaran praktikum.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement