REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Bagi setiap insan Islam mencari ilmu merupakan perkara wajib yang harus dilakukan hingga akhir hayat.
Aktor Meyda Sefira mengatakan, baik Muslim maupun Muslimah, harus meningkatkan wawasan berpikir yang luas dengan menuntut ilmu.
Meyda menekankan, dengan bekal ilmu yang cukup akan membantu kita selalu berproses menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Belajar, kata Meyda, merupakan sesuatu yang sangat mendesak, sehingga semangat dalam belajar harus diiringi iman yang kuat.
Sebab, tidak bisa dimungkiri, iman harus diikat ilmu dan ilmu harus diamalkan, jangan pernah merasa paling baik sendiri. Terlebih, di luar sana banyak sekali orang yang lebih baik walau secara ibadah mungkin terlihat tidak sebaik kita. "Tapi kita tidak pernah tahu, jangan-jangan ada ibadah tersembunyi yang menjadi andalan orang orang tersebut," kata Meyda dalam bincang-bincang daring Muslimah Inspiring Event yang digelar Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (31/08).
Dia menilai, seseorang yang antusias meningkatkan diri melalui ilmu dan iman akan mampu menghubungkan keduanya. Bahkan, mampu menjadikan ilmu sebagai batu loncatan memperkuat keimanan karena dengan keduanya Muslim akan mendapat nikmat luar biasa. "Yakni, kenikmatan dunia dan kenikmatan akhirat. Lebih lagi, Allah SWT akan meningkatkan derajatnya," ujar Meyda.
Terlalu percaya diri dengan ilmu tanpa dibarengi iman, berpeluang terjerumus perbuatan yang dilarang Allah SWT. Karenanya, pemeran Husna dalam Ketika Cinta Bertasbih ini menekankan, banyak orang licik yang percaya diri ilmu tanpa iman.
Misal, koruptor yang tentu saja bukan orang-orang bodoh, mereka memiliki ijazah bahkan sekolah tinggi tapi ilmu mereka bisa merusak. Kerusakannya jauh lebih parah dibandingkan pelaku pencuri dompet yang mungkin korbannya satu atau dua orang.
"Kalau yang koruptor tadi bisa satu Indonesia yang kena dampaknya," ujar Meyda dalam acara yang digelar di Masjid Ulil Albab UII tersebut.
Selain itu, dia mengingatkan, masyarakat khususnya Muslimah jangan sampai berfokus meningkatkan keimanan tanpa keilmuan. Hal itu juga bisa memberi dampak buruk bagi kerukunan hidup masyarakat, sehingga iman juga harus diikat dengan ilmu.
"Kita tidak mudah membodoh-bodohkan orang, tidak mudah mengkafir-kafirkan orang, tidak mudah menjelek-jelekan orang," kata Meyda.