Jumat 03 Sep 2021 00:45 WIB

Bisnis Private Jet Meningkat Selama Pandemi Covid-19

Kenaikan bisnis 'private jet' meningkat dua kali lipat selama pandemi Covid-19.

Kenaikan bisnis 'private jet' meningkat dua kali lipat selama pandemi Covid-19.
Foto: Pxhere
Kenaikan bisnis 'private jet' meningkat dua kali lipat selama pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Direktur PT Indojet Sarana Aviasi Stefanus Gandi mengatakan, bisnis transportasi menggunakan private jet (jet pribadi) mengalami peningkatan selama masa pandemi COVID-19. "Sepanjang pandemi ini dari tahun lalu itu kenaikannya dua kali lipat apabila dibandingkan dengan sebelum pandemi COVID-19," ujar Stefanus Gandi di Kabupaten Badung, Bali, Kamis (2/9).

Ia mengatakan, peningkatan pengguna jasa jet pribadi yang dioperasikan PT Indojet Sarana Aviasi tersebut juga terjadi selama masa penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Baca Juga

"Selama PPKM ini kami lancar-lancar saja. Mungkin karena masyarakat merasa melakukan perjalanan pribadi lebih aman dan selama ini kami bisa terbang ke mana saja yang mungkin tidak bisa dijangkau oleh penerbangan komersial," katanya.

Selain lebih aman, menurut Stefanus, alasan masyarakat menggunakan jasa transportasi private jet adalah efisiensi waktu dan keterbatasan penerbangan di pesawat komersial mengharuskan mereka mengambil private jet.

"Kebanyakan tamu yang menggunakan jasa kami adakah penumpang umum yang memiliki budget tentunya, kemudian penumpang yang bepergian untuk keperluan perjalanan bisnis yang berdasarkan catatan dari awal pandemi saja sampai sekarang mereka tetap jalan," ungkapnya.

Ia menjelaskan, selama masa pandemi, Indojet Sarana Aviasi lebih banyak melayani penerbangan domestik dibandingkan dengan penerbangan internasional. "Lebih banyak ke dalam negeri selama pandemi ini mungkin trafik kami 90 persen dalam negeri, sisanya 10 persen luar negeri seperti ke Singapura, Malaysia dan sesekali ke Australia," ujar Stefanus.

Untuk transportasi jet pribadi rute Bali, ia mengungkapkan bahwa penerbangan Indojet Sarana Aviasi pada rute tersebut memang selalu terpantau ramai dan diminati oleh para pengguna jasa carter pesawat jet pribadi.

"Rute Bali dari dulu selalu ramai, tujuannya banyak. Ada yang memang liburan kemudian juga yang urusan bisnis itu yang biasanya ke Bali biasanya," katanya.

Terkait pasar penumpang Warga Negara Asing di Bali, Stefanus mengatakan selama pandemi pihaknya juga banyak mengangkut WNA dengan rute penerbangan ke luar wilayah Bali. "Kami sering mengangkut WNA yang keluar Bali dengan tujuan Jakarta lalu mereka connecting flight ke negaranya dengan pesawat komersial. Beberapa kali itu tamu dari Eropa yang akan pulang ke negaranya, kami antar sampai Jakarta lalu mereka lanjut pesawat komersial," katanya.

Stefanus Gandi menambahkan, untuk memberikan pelayanan dan pengalaman terbaik bagi pengguna jasanya, pihaknya lebih memberikan pelayanan secara personal. "Kami melakukan pendekatan seperti treatment kepada keluarga, jadi tidak bersifat penumpang seperti pada biasanya. Jadi family treatment," ungkapnya.

Dalam melayani penumpang, PT Indojet Sarana Aviasi mengoperasikan sejumlah pesawat jet berbagai jenis seperti Hawker 400 yang terdiri dari enam seat, Hawker 800 yang dapat mengangkut delapan orang penumpang serta Legacy 600 yang memiliki 13 seat. Ia mengatakan, untuk pemesanan jasa transportasi pesawat jet pribadi yang dioperasikan Indojet Sarana Aviasi rute domestik, calon penumpang dapat melakukan pemesanan satu hari sebelumnya.

Sedangkan untuk penerbangan rute internasional, pemesanan dapat dilakukan satu minggu sebelum tanggal keberangkatan untuk menyiapkan berbagai persyaratan di negara tujuan. "Untuk rute domestik, pemesanan bisa satu hari sebelumnya selama pesawatnya ada. Yang paling penting adalah syarat perjalanannya harus sudah ada misalnya PCR, selama itu sudah terpenuhi bisa dadakan, di hari yang sama pun bisa kalau pesawat kami ready," ujar Stefanus.

Sejumlah rute penerbangan private jet yang dilayani Indojet Sarana Aviasi seperti rute Jakarta-Bali (sekali jalan) dibanderol mulai dari USD19.500, Jakarta-Surabaya USD16.000, Jakarta-Lombok USD21.500, Jakarta-Labuan Bajo USD32.000. Rute Jakarta-Jogja (YIA) USD14.000, Jakarta-Makassar USD29.000, Jakarta-Medan USD29.000, Jakarta-Sumba Tambolaka USD31.000 dan Jakarta-Sorong USD55.000.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement