Senin 05 Feb 2024 15:33 WIB

Seberapa Buruk Emisi Karbon Jet Pribadi?

Kian banyak jumlah jet pribadi yang terbang membuat emisi karbonnya mengkhawatirkan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Dalam dua tahun terakhir, industri penerbangan jet pribadi telah melonjak tajam.
Foto: EPA/KAY NIETFELD
Dalam dua tahun terakhir, industri penerbangan jet pribadi telah melonjak tajam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam dua tahun terakhir, industri penerbangan jet pribadi telah melonjak tajam. Meskipun tak banyak orang yang mampu membayar moda perjalanan yang mewah dan tidak merepotkan ini, namun semakin banyak jet pribadi yang mengangkasa, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan jumlah polutan yang dilepaskan ke atmosfer.

Biaya industri kemewahan ini tampaknya tidak terlalu berarti bagi orang konglomerat. Menurut laporan dari Institute for Policy Studies (IPS), pemilik jet pribadi memiliki kekayaan bersih sebesar 190 juta dolar AS. Namun, dengan hampir 64 ribu orang di dunia yang memiliki kekayaan bersih sebesar 100 juta dolar AS lebih atau lebih, hanya sebagian kecil dari populasi yang memiliki jet pribadi - sekitar 0,0008 persen.

Baca Juga

Satu dari setiap enam penerbangan yang ditangani Administrasi Penerbangan Federal (FAA) diterbangkan oleh jet pribadi. Meskipun jumlah pesawat pribadi yang terbang lebih sedikit dibandingkan dengan jet komersial, namun polusi karbon yang dihasilkan lebih banyak. Menurut penelitian, jet pribadi mengeluarkan setidaknya 10 kali lebih banyak polutan daripada pesawat komersial per penumpang. Emisi telah meningkat lebih dari 23 persen karena penggunaan jet pribadi meningkat sekitar seperlima sejak pandemi COVID-19 dimulai. 

Aktivitas jet pribadi miliarder Elon Musk terungkap tahun lalu, yang menunjukkan jumlah polusi karbon yang mencengangkan. IPS melaporkan bahwa Musk menerbangkan total 171 penerbangan, atau hampir satu penerbangan setiap dua hari pada tahun 2022, yang menghabiskan lebih dari 837 ribu liter bahan bakar jet. Aktivitas ini menghasilkan 2.112 ton emisi CO2 - setara dengan 132 kali lebih banyak daripada jejak karbon rata-rata seseorang.

Penggunaan jet pribadi Musk mendapat perhatian pada akhir tahun lalu ketika seorang mahasiswa University of Central Florida membuat akun Twitter yang mengungkapkan jalur penerbangan real-time dari beberapa pemilik jet terkenal. Miliarder ini menawarkan uang kepada mahasiswa tersebut untuk menghapus akunnya, namun mahasiswa tersebut menolak. Ketika Musk menjadi CEO Twitter, akun-akun tersebut dihapus.

Namun, tampaknya Musk tidak berniat untuk meminimalkan aktivitas jet pribadinya. Menurut IPS, Musk baru-baru ini menambahkan sebuah pesawat baru ke armada pribadinya, membeli Gulfstream G700 seharga hampir 80 juta dolar AS. Pesawat ini diharapkan akan dikirim pada tahun ini. 

Penerbangan jet pribadi seringkali berdurasi pendek, yang dapat dilihat sebagai kesempatan yang tidak perlu bagi karbon dioksida (CO2) untuk diemisikan dalam jumlah yang cukup besar. Bintang media sosial Kylie Jenner menjadi viral tahun lalu karena melakukan penerbangan selama 17 menit dari Van Nuys ke Camarillo, California. Kedua kota tersebut berjarak kurang dari 64 kilometer.

Untuk koridor perjalanan yang populer antara New York City dan Washington DC, IPS menemukan bahwa pesawat pribadi mengeluarkan sekitar 7.913 kg CO2 per penumpang, sementara pesawat komersial mengeluarkan sekitar 174 kilogram emisi. Bepergian dengan kereta api menghasilkan 3 kilogram emisi, dan bus menghasilkan 39 kilogram emisi. 

“Perkiraan tersebut menunjukkan bahwa seorang penumpang yang terbang secara pribadi bertanggung jawab atas sekitar 45 kali lebih banyak emisi dibandingkan dengan penumpang yang terbang secara komersial dengan rute yang sama dan lebih dari 1.100 kali lebih banyak dibandingkan dengan emisi yang dihasilkan oleh seorang penumpang kereta api,” kata lembaga tersebut seperti dilansir Simple Flying, Senin (5/2/2024).

Semua ini terjadi ketika pemerintahan Biden telah mengumumkan komitmennya untuk mengatasi krisis iklim dengan menetapkan target nol emisi pada tahun 2050. Bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) telah menjadi lebih umum dalam industri penerbangan dalam beberapa tahun terakhir, tetapi harganya mahal dan belum banyak digunakan. 

Selain itu, IPS mengatakan bahwa SAF tidak boleh dianggap sebagai obat mujarab oleh industri jet pribadi. Sebaliknya, lembaga ini merekomendasikan bahwa fasilitas istimewa jet pribadi tidak boleh diizinkan terbang.

Penerbangan jet pribadi hanya menyumbang 2 persen dari pajak yang membentuk dana perwalian yang terutama mendanai FAA. Penumpang yang membeli penerbangan komersial mewakili mayoritas pendapatan pajak yang membentuk dana perwalian penerbangan, yaitu sekitar 70 persen.

Beberapa reformasi disebutkan dalam laporan IPS untuk memberikan disinsentif terhadap aktivitas jet pribadi, termasuk pajak transfer untuk semua jet pribadi, memungut pajak bahan bakar, menerapkan biaya tambahan untuk penerbangan kurang dari 337 kilometer, dan lain-lain.

"Penting bagi Kongres untuk menyamakan kedudukan antara orang kaya yang menggunakan jet pribadi dan penumpang yang harus menggunakan penerbangan komersial, dengan mewajibkan pemilik jet pribadi membayar bagian yang adil untuk wilayah udara dan layanan bandara. Anggota parlemen harus mempertimbangkan sejumlah reformasi untuk memperbaiki sistem yang rusak ini,” ujar lembaga tersebut.

Jika biaya transfer dan pajak bahan bakar jet yang direkomendasikan oleh IPS diimplementasikan ke dalam hukum AS, Elon Musk harus membayar hampir 4 juta dolar AS dalam bentuk pajak untuk aktivitas jet pribadinya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement