In Picture: Walang Goreng, Makanan Khas dari Gunungkidul
Makanan khas Gunungkidul ini hanya dijual di sekitar kawasan Tahura Bunder..
Rep: Wihdan Hidayat/ Red: Mohamad Amin Madani
Walang goreng / belalang makanan khas yang dijual pedagang di kawasan Tahura Bunder, Jalan Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, Senin (6/9). Makanan khas Gunungkidul ini hanya dijual di sekitar kawasan Tahura Bunder. Satu toples walang goreng ini dijual dengan harga Rp 25 ribu. Namun sejak pandemi Covid-19 pedagang mengaku penjualan turun drastis hingga 80 persen. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Walang goreng / belalang makanan khas yang dijual pedagang di kawasan Tahura Bunder, Jalan Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, Senin (6/9). Makanan khas Gunungkidul ini hanya dijual di sekitar kawasan Tahura Bunder. Satu toples walang goreng ini dijual dengan harga Rp 25 ribu. Namun sejak pandemi Covid-19 pedagang mengaku penjualan turun drastis hingga 80 persen. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Walang goreng / belalang makanan khas yang dijual pedagang di kawasan Tahura Bunder, Jalan Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, Senin (6/9). Makanan khas Gunungkidul ini hanya dijual di sekitar kawasan Tahura Bunder. Satu toples walang goreng ini dijual dengan harga Rp 25 ribu. Namun sejak pandemi Covid-19 pedagang mengaku penjualan turun drastis hingga 80 persen. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Penjual walang goreng / belalang goreng menunggu pembeli di kawasan Tahura Bunder, Jalan Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, Senin (6/9). Makanan khas Gunungkidul ini hanya dijual di sekitar kawasan Tahura Bunder. Satu toples walang goreng ini dijual dengan harga Rp 25 ribu. Namun sejak pandemi Covid-19 pedagang mengaku penjualan turun drastis hingga 80 persen. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Penjual walang goreng / belalang goreng menunggu pembeli di kawasan Tahura Bunder, Jalan Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, Senin (6/9). Makanan khas Gunungkidul ini hanya dijual di sekitar kawasan Tahura Bunder. Satu toples walang goreng ini dijual dengan harga Rp 25 ribu. Namun sejak pandemi Covid-19 pedagang mengaku penjualan turun drastis hingga 80 persen. (FOTO : undefined)
Penjual walang goreng / belalang goreng menunggu pembeli di kawasan Tahura Bunder, Jalan Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, Senin (6/9). Makanan khas Gunungkidul ini hanya dijual di sekitar kawasan Tahura Bunder. Satu toples walang goreng ini dijual dengan harga Rp 25 ribu. Namun sejak pandemi Covid-19 pedagang mengaku penjualan turun drastis hingga 80 persen. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
Penjual walang goreng / belalang goreng menunggu pembeli di kawasan Tahura Bunder, Jalan Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, Senin (6/9). Makanan khas Gunungkidul ini hanya dijual di sekitar kawasan Tahura Bunder. Satu toples walang goreng ini dijual dengan harga Rp 25 ribu. Namun sejak pandemi Covid-19 pedagang mengaku penjualan turun drastis hingga 80 persen. (FOTO : Wihdan Hidayat / Republika)
inline
REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Walang goreng atau belalang merupakan makanan khas yang dijual pedagang di kawasan Tahura Bunder, Jalan Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, Senin (6/9).
Makanan khas Gunungkidul ini hanya dijual di sekitar kawasan Tahura Bunder. Satu toples walang goreng ini dijual dengan harga Rp 25 ribu. Namun sejak pandemi Covid-19 pedagang mengaku penjualan turun drastis hingga 80 persen.
Advertisement