Selasa 07 Sep 2021 15:53 WIB

India Bersiap Hadapi Kemungkinan Gelombang Ketiga Covid-19

Jumlah orang yang rentan akibat Covid di India sudah berkurang,

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang petugas kesehatan mengambil sampel usap seorang wanita untuk diuji COVID-19 di desa Kusehta utara Prayagraj, India, Sabtu, 29 Mei 2021.
Foto: AP / Rajesh Kumar Singh
Seorang petugas kesehatan mengambil sampel usap seorang wanita untuk diuji COVID-19 di desa Kusehta utara Prayagraj, India, Sabtu, 29 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India bersiap untuk menghadapi gelombang ketika pandemi Covid-19, di tengah penyebaran varian delta yang meluas. Sejumlah rumah sakit di India telah melakukan persiapan untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19 pada musim festival yaitu September-November.

Rumah Sakit Sir Ganga Ram di New Delhi telah belajar dari pengalaman ketika India dilanda "tsunami" Covid-19 pada April dan Mei lalu. Rumah sakit tersebut telah menambah jumlah tempat tidur dan  memastikan pasokan oksigen yang cukup.

Baca Juga

Ganga Ram meningkatkan kapasitas penyimpanan oksigennya sebesar 50 persen. Rumah sakit tersebut juga telah memasang pipa sepanjang satu kilometer yang akan mengalirkan oksigen ke ICU khusus Covid-19 serta memasang peralatan untuk menjaga aliran oksigen tetap tinggi.

"Mengingat kemungkinan munculnya varian virus Corona dengan tingkat penularan dan kekebalan yang lebih tinggi, rumah sakit mempersiapkan kondisi yang terburuk,” kata Direktur Medis Rumah Sakit Sir Ganga Ram, Satendra Katoch.

Selama puncak gelombang kedua pandemi Covid-19 di India, Ganga Ram memperluas kapasitasnya hampir 50 persen menjadi sekitar 600 tempat tidur. Namun kasus Covid-19 yang melonjak sangat drastis, membuat 500 pasien di Ganga Ram harus masuk ke dalam daftar tunggu untuk mendapatkan tempat tidur.

Secara nasional, India telah menambah jumlah tempat tidur rumah sakit dalam beberapa bulan terakhir dan mengimpor lebih dari 100 oksigen. Pemerintah federal telah menyetujui pembangunan hampir 1.600 pabrik penghasil oksigen di rumah sakit.

 

Selain itu, hampir semua negara bagian menyiapkan bangsal pediatrik atau bangsal anak-anak khusus Covid-19. Beberapa ahli memperingatkan anak-anak yang tidak divaksinasi rentan terhadap varian baru virus korona.  

Survei pemerintah memperkirakan, sebanyak dua pertiga orang India sudah memiliki antibodi penangkal Covid-19 melalui infeksi alami. Sementara 57 persen orang dewasa telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid19.

 

“Jumlah orang yang rentan akan berkurang sekarang, karena banyak orang telah terinfeksi atau divaksinasi,” kata ahli epidemiologi dan ahli jantung K. Srinath Reddy, yang merupakan presiden Yayasan Kesehatan Masyarakat India.

Reddy mengatakan, jika terjadi infeksi berulang, maka gejalanya cenderung ringan dan dapat menjalani perawatan secara mandiri di rumah. "Kesenjangan serius dalam pemberian layanan kesehatan yang terlihat pada gelombang kedua cenderung tidak terlihat," ujar Reddy.

India mencatat 33,1 juta kasus Covid-19, dengan 441.042 kematian. India telah memberikan 698,4 juta dosis vaksin. Setidaknya 57 persen dari 944 juta orang dewasa telah mendapatkan satu dosis vaksin Covid-19 dan 17 persen mendapatkan dua dosis vaksin. Ahli epidemiologi dan spesialis kesehatan masyarakat Chandrakant Lahariya mengatakan, data dan tren penularan virus korona di India cukup menggembirakan.

“Dengan bukti yang muncul bahwa untuk individu dengan infeksi masa lalu, dosis tunggal dapat memberikan tingkat antibodi yang jauh lebih besar daripada orang yang tidak memiliki infeksi atau menerima kedua suntikan vaksin, itu meyakinkan untuk India," ujar Lahariya.

Hingga berita ini diturunkan, Kementerian Kesehatan India belum memberikan komentar terkait persiapan menghadapi gelombang ketiga Covid-19. Rizky Jaramaya/Reuters

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement