REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA -- Perdana Menteri Republik Ceska Andrej Babiš mengatakan tidak ada tempat bagi pengungsi Afghanistan di Uni Eropa. Pemimpin populis tersebut menyarankan akan lebih baik untuk menemukan solusi yang memungkinkan mereka untuk tinggal di Afghanistan.
Komentar itu dibuat setelah pertemuan pada hari Selasa (7/9) dengan Kanselir Austria, Sebastian Kurz dan Perdana Menteri Slovakia Eduard Heger. Para pemimpin Uni Eropa mengatakan mereka siap membantu pengungsi Afghanistan setelah Taliban mengambil alih, namun hanya mereka yang melarikan diri ke negara tetangga.
"Benar-benar tidak ada tempat bagi mereka di Eropa," kata Babiš di Kastil Lednice, dilansir di Euronews, Rabu (8/9).
"Salah satu opsi adalah mengadakan pembicaraan dengan Erdogan, seperti di masa lalu, tetapi saya tidak berpikir ini adalah solusi yang baik," katanya.
Menurut Babiš, pilihan yang lebih baik adalah solusi yang memungkinkan orang untuk tinggal di Afghanistan. Pada 2016, UE mencapai kesepakatan migrasi dengan Turki, di mana Turki berjanji untuk mencegah jutaan pengungsi Suriah yang sebagian besar melarikan diri ke Eropa dengan imbalan dana untuk membantu menampung lebih dari tiga juta imigran.
Baca juga : Tak Ada Perempuan di Kabinet, Komitmen Taliban Dipertanyakan
Kanselir Kurz mengatakan Austria telah mengalokasikan 18 juta euro untuk membantu para pengungsi Afghanistan di negara-negara tetangga Afghanistan.
"Kami akan berusaha meringankan penderitaan mereka, tetapi kami sepakat bahwa 2015 tidak boleh terjadi lagi. Kami menentang imigrasi ilegal dan kami akan memerangi para penyelundup," katanya, Selasa (7/9).
Ia menambahkan bahwa ini adalah masalah menemukan solusi regional dan tidak memicu eksodus baru ke Eropa. Pada tahun 2015, diperkirakan 1 juta orang memasuki Eropa dari Timur Tengah, Afrika, dan Asia.