Kamis 09 Sep 2021 19:55 WIB

AHY: Kritik Demokrat Jangan Dianggap Perlawanan

Demokrat akan tetap tegar menghadapi informasi bohong dari buzzer.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ilham Tirta
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (tengah).
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, demokrasi adalah sistem yang membuka ruang untuk perbedaan pemikiran. Ia meminta agar kritik tak dipandang sebagai perlawanan terhadap pemerintah yang melakukan kesalahan.

"Kalau kita memberikan masukan, kritik yang konstruktif, janganlah dianggap sebagai sebuah bentuk perlawanan," ujar AHY dalam perayaan HUT ke-20 Partai Demokrat, Kamis (9/9).

Kritik kepada pemerintah, kata AHY, bukan ajang Partai Demokrat untuk mencari panggung politik guna mengeruk elektabilitas. Menurutnya, kritik tersebut untuk membela hak dan kepentingan rakyat.

"Demokrat, gunakan hati kita yang bersih, luruskan niat kita bantu masyarakat dengan tulus. Insya Allah mereka akan ingat bahwa Demokrat hadir saat mereka sulit," ujar AHY.

Di sampaing itu, Partai Demokrat tetap tegar menghadapi informasi bohong yang dilontarkan oleh buzzer di media sosial. Pihaknya konsisten dalam memperjuangkan demokrasi yang lebih baik di Indonesia.

"Kita ingin menjadi garda terdepan dalam merawat dan memperjuangkan demokrasi hari ini dan 20 tahun selanjutnya. Ini yang disampaikan tadi oleh Pak SBY, Demokrat harus konsisten dalam perjuangan menjaga demokrasi," ujar AHY.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pesan kepada kadernya untuk memegang teguh demokrasi. Partai berlambang bintang mercy itu disebutnya harus menjadi champion of democracy.

"Demokrat harus berdiri di depan sebagai penjuru, sebagai champion of democracy, namanya pun partai Demokrat. Mengapa dulu saya pilih Partai Demokrat, karena dalam hati dan pikiran saya Partai Demokrat benar-benar menjalankan demokrasi," ujar SBY.

Partai Demokrat juga harus peka, sensitif, dan peduli kepada keadilan. Para kader harus hadir langsung untuk masyarakat demi mewujudkan negara yang rukun dan bersatu. "Tidak ada yang disebut dengan konflik identitas, we are one. Kita hormati pluralisme, itulah nilai dan jati diri Demokrat," ujar SBY.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement