Kamis 09 Sep 2021 23:19 WIB

Plasma Konvalesen Jadi Imunisasi Pasif Pasien Covid-19

Plasma tersebut mengandung antibodi terhadap SARS-CoV2.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Karta Raharja Ucu
Warga penyintas COVID-19 mendonorkan plasma darahnya di Sentra Donor Plasma konvalesen Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, Jakarta, Selasa (24/8). Kegiatan Donor Plasma tersebut merupakan rangkaian dari berbagai program serta komitmen PT MRT Jakarta (Perseroda) dalam membantu pemerintah menanggulangi pandemi COVID-19. Tercatat sebanyak 35 orang yang telah menajalani screening mendonorkan plasmanya.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Warga penyintas COVID-19 mendonorkan plasma darahnya di Sentra Donor Plasma konvalesen Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, Jakarta, Selasa (24/8). Kegiatan Donor Plasma tersebut merupakan rangkaian dari berbagai program serta komitmen PT MRT Jakarta (Perseroda) dalam membantu pemerintah menanggulangi pandemi COVID-19. Tercatat sebanyak 35 orang yang telah menajalani screening mendonorkan plasmanya.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terapi plasma konvalesen banyak digunakan untuk mempercepat pemulihan pasien Covid-19. Plasma konvalesen menurut Wakil Kepala Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Dian Winarti diberikan sebagai imunisasi pasif untuk pasien Covid-19.

Dian menjelaskan, plasma konvalesen artinya pulih atau plasma yang berasal dari pasien yang telah sembuh, dalam hal ini dari Covid-19. Plasma tersebut mengandung antibodi terhadap SARS-CoV2. "Tujuan pemberian plasma tersebut sebagai imunisasi pasif yang diberikan kurang lebih sebanyak satu kali," ujarnya saat mengisi konferensi virtual webinar NU bertema Donor Darah dan Plasma Konvalesen, Kamis (9/9).

Ia berkata, plasma konvalesen dijadikan terapi standar dalam pengobatan Covid-19. Tak heran pasien Covid-19 ketika membutuhkan plasma konvalesen akhirnya mendapatkan plasma dari PMI.

Dian mengungkapkan banyak sekali pasien Covid-19 yang bisa disembuhkan oleh terapi plasma konvalesen ini. Meskipun ia mengakui ada juga pasien yang tidak tertolong padahal sudah mendapatkan terapi dengan plasma konvalesen.

Namun, Dian mengingatkan terapi plasma konvalesen di Indonesia sampai saat ini masih terus berlangsung melakukan uji klinis. "Semoga uji klinisnya cepat selesai sehingga kita bisa tahu waktu yang paling tepat atau pas seseorang bisa diberikan plasma konvalesen," ujarnya.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ لَقَدْ ظَلَمَكَ بِسُؤَالِ نَعْجَتِكَ اِلٰى نِعَاجِهٖۗ وَاِنَّ كَثِيْرًا مِّنَ الْخُلَطَاۤءِ لَيَبْغِيْ بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَقَلِيْلٌ مَّا هُمْۗ وَظَنَّ دَاوٗدُ اَنَّمَا فَتَنّٰهُ فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهٗ وَخَرَّ رَاكِعًا وَّاَنَابَ ۩
Dia (Dawud) berkata, “Sungguh, dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk (ditambahkan) kepada kambingnya. Memang banyak di antara orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim kepada yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; dan hanya sedikitlah mereka yang begitu.” Dan Dawud menduga bahwa Kami mengujinya; maka dia memohon ampunan kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat.

(QS. Sad ayat 24)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement