REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Puluhan pengelola pariwisata dan pedagang di objek pariwisata Pantai Tirtamaya, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menjalani vaksinasi Covid-19, Sabtu (11/9). Vaksinasi itu merupakan syarat dibukanya kembali objek wisata bagi pengunjung.
Bupati Indramayu, Nina Agustina, mengatakan, pengelola pariwisata termasuk para pedagang di area objek wisata, wajib divaksin. Hal itu dilakukan agar para pengelola wisata dan pedagang di tempat wisata dapat terlindungi dari paparan Covid-19.
‘’Bagi yang belum divaksin, segera divaksin, supaya dapat beraktivitas lebih leluasa dan ekonomi kembali pulih,’’ tegas Nina, saat meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Pantai Tirtamaya, Sabtu (11/9).
Saat ini, Kabupaten Indramayu masuk dalam daerah dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2. Untuk itu, objek wisata sudah boleh dibuka kembali meski dengan pengunjung yang terbatas.
Kendati begitu, syarat dibukanya objek wisata tersebut, baik pengelola maupun pedagang yang berjualan di area obyek wisata, harus sudah divaksin terlebih dahulu.
Nina pun mengingatkan, meski sudah divaksin, namun protokol kesehatan harus tetap diterapkan secara disiplin. Yakni, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
‘’Jangan lupa, tetap terapkan protokol kesehatan agar masyarakat semakin aman dalam beraktivitas, termasuk ketika berwisata,’’ tukas Nina.
Sementara itu, Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, meminta agar vaksinasi di Kabupaten Indramayu bisa terealisasi minimal 20 ribu warga tervaksin per hari. Jika target itu berhasil, maka Kabupaten Indramayu akan menjadi kabupaten yang paling cepat dalam vaksinasi.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menilai, sejauh ini Kabupaten Indramayu berhasil menekan angka Covid-19 sehingga saat ini bisa masuk ke PPKM Level 2. Dia berharap, Kabupaten Indramayu bisa menjadi daerah pertama di Jabar yang masuk PPKM level 1.
Kang Emil menambahkan, selama ini, warga yang ingin divaksin harus mendatangi puskesmas. Ke depan, dia minta agar pola tersebut diubah dengan cara sebaliknya.
‘’Polanya diubah, bukan warga yang datang ke puskesmas, tapi puskesmasnya yang keliling ke desa-desa. Itu dari hitungan akan jauh mempercepat keberhasilan vaksinasi,’’ tandas Kang Emil.