REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Stasiun Karantina, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM), Anak Agung Gde Agung Eka Susila, mengatakan ekspor komoditas kelautan dan perikanan dari Kota Batam, Kepulauan Riau tetap positif di masa pandemi. Agung mengungkapkan tren pertumbuhan ini tak lepas dari kinerja jajarannya yang tetap melakukan pelayanan prima kepada para pelaku usaha di tengah Covid-19.
Layanan tersebut di antaranya kemudahan dalam penerbitan sertifikat cara karantina ikan yang baik (CKIB) dan hazard analysis and critical control point (HACCP). "Pandemi bukanlah penghalang bagi kita untuk tetap bekerja secara maksimal," ucap Agung dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (15/9).
Kata Agung, volume ekspor pada semester I 2020 tercatat 2.878 ton untuk komoditas nonhidup dan 473.181 ekor untuk komoditas hidup dengan nilai Rp 119,6 miliar. Kemudian pada semester II 2020 tercatat 3.574 ton untuk komoditas nonhidup dan 1.062.890 ekor untuk komoditas hidup dengan nilai Rp 166,04 miliar. Terakhir, pada semester I 2021 tercatat 3.834 ton untuk komoditas nonhidup dan 968.896 ekor untuk komoditas hidup dengan nilai Rp170,91 miliar.
"Dibandingkan semester II 2020, nilai ekspor hasil perikanan di Kota Batam pada semester awal 2021 meningkat 2,93 persen dan dibandingkan semester I tahun 2020 meningkat sebesar 42,89 persen," ujar Agung.
Dari segi komoditas, Agung menyebut lobster, kepiting bakau, rajungan, ikan kerapu, ikan betutu, lobster air tawar, udang belalang, gonggong dan kerang menjadi komoditas hidup unggulan dari Batam. Sementara rumput laut, udang vaname, ikan, kerapu, ikan tenggiri, ikan ketarap hingga ikan timun menjadi komoditas non hidup unggulan ekspor dari Batam.
"Kita kirim ke China, Jepang dan Vietnam serta value added breaded Shrimp dengan tujuan Jepang," ucap Agung.
Guna mempertahankan tren positif tersebut, Agung mengajak jajarannya untuk tetap berkomitmen mendukung proses kelancaran lalulintas ekspor hasil perikanan di Kota Batam. Terlebih kegiatan ekspor bisa menggerakkan roda perekonomian bangsa dimasa pandemi Covid-19.
"Harapannya upaya kita bisa memberikan dampak positif dimana diantaranya bisa mendobrak ekonomi nasional dengan meningkatkan devisa, memberdayakan potensi nelayan yang ada di pulau-pulau, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Agung.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memastikan KKP akan terus hadir mendukung penuh pelaku usaha perikanan Indonesia. Dia berharap produk kelautan dan perikanan Indonesia bisa tumbuh di pasar domestik maupun global.
"Kita ingin produk-produk yang kita hasilkan unggul di luar negeri," kata Trenggono.