REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Penjabat Wakil Perdana Menteri Afghanistan Abdul Ghani Baradar muncul dalam sebuah video terbaru untuk menyangkal laporan bahwa dia terluka dalam perselisihan dengan Annas Haqqani. Sebelumnya tersiar kabar pertikaian antara para pemimpin Taliban yang melibatkan Baradar, dan faksi saingan yang setia pada jaringan Haqqani.
Baradar membantah laporan tersebut dalam video yang dirilis Rabu (15/9) melalui Twitter kantor politik Taliban di Doha. "Tidak, ini tidak benar: saya baik-baik saja dan sehat," kata Baradar, ketika ditanya apakah dia terluka, seperti dikutip laman BBC, Kamis (16/9). "Saya keluar dari Kabul dan saya tidak memiliki akses ke internet untuk menolak berita palsu itu," ujarnya menambahkan.
Video dengan durasi pendek itu menunjukkan, Baradar duduk di sofa di sebelah pewawancara televisi. Dia tampaknya membaca dari selembar kertas. "Alhamdulillah hubungan kami baik satu sama lain dan kami saling menghormati. Hubungan kami bahkan lebih baik dari keluarga," katanya.
Baradar adalah pemimpin Taliban pertama yang berkomunikasi langsung dengan presiden Amerika Serikat (AS) dalam percakapan telepon dengan Donald Trump pada 2020. Sebelum itu, ia menandatangani perjanjian Doha tentang penarikan pasukan AS atas nama Taliban.
Video barunya ini muncul setelah pejabat senior Taliban mengungkapkan kepada BBC bahwa ada perkelahian antara pendukung Baradar dengan faksi yang setia kepada Khalil ur-Rahman Haqqani, menteri pengungsi dan tokoh terkemuka dalam jaringan militan Haqqani. Sumber Taliban mengatakan, argumen di antara mereka pecah karena Baradar tidak senang dengan struktur pemerintahan sementara mereka.
Perselisihan juga dilaporkan berasal dari perpecahan mengenai siapa di Taliban yang harus mendapat pujian atas kemenangan mereka di Afghanistan. Baradar dilaporkan meyakini bahwa penekanan harus ditempatkan pada diplomasi yang dilakukan oleh orang-orang sepertinya. Sementara anggota kelompok Haqqani bilang kemenangan Taliban dicapai melalui pertempuran.