Jumat 17 Sep 2021 13:06 WIB

Paris Marah dengan AS, Ini Respons Menlu Blinken

Prancis geram kehilangan kesepakatan penjualan kapal selam senilai 40 miliar dolar AS

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Kapal Selam (Ilustrasi)
Foto: Anadolu Agency
Kapal Selam (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menilai Prancis sebagai mitra penting AS di kawasan Indo-Pasifik. Ia juga menegaskan Washington akan melanjutkan kerja sama dengan Paris. Pernyataan ini tampaknya untuk meredakan kemarahan Prancis atas kesepakatan pertahanan AS, Inggris dan Australia.

Pada Kamis (16/9) kemarin tiga negara itu mengumumkan aliansi keamanan baru di Indo-Pasifik. Perjanjian itu membantu Australia memperoleh kapal selam tenaga nuklir AS. Namun kesepakatan itu telah membatalkan pembelian kapal selam Prancis senilai 40 miliar dolar AS.

Baca Juga

Prancis sangat marah kehilangan kesepakatan tersebut dan menuduh AS menusuk mereka dari belakang. Dalam konferensi pers usai pertemuan antara menteri luar negeri dan pertahanan AS dan Australia di Washington, Blinken mengatakan telah menghubungi Prancis sebelum kesepakatan kapal selam diumumkan.

"Kerja sama erat kami dengan Prancis tidak hanya di begitu banyak prioritas di Indo-Pasifik tapi di seluruh dunia, kami akan terus melakukannya, kami menempatkan nilai-nilai fundamental pada hubungan itu, pada kemitraan tersebut," kata Blinken, Jumat (17/9).

Pada 2016 Australia memilih produsen kapal Naval Group dari Prancis untuk membangun kapal selam senilai 40 miliar dolar AS. Kapal itu akan mengganti kapal selam Collins yang sudah berusia 20 tahun.

Dua pekan yang lalu kementerian luar negeri dan pertahanan Australia mengonfirmasi ulang kesepakatan dengan Prancis. Saat menjamu Perdana Menteri Australia Scott Morrison bulan Juni lalu Presiden Prancis Emmanuel Macron juga membanggakan kerja sama di masa depan.

AS  dan sekutu-sekutunya mencari berbagai cara untuk menangkis kekuatan dan pengaruh China yang terus tumbuh terutama dalam bidang militer. Paman Sam juga mencoba menahan tekanan Beijing terhadap Taiwan dan gerakan militer mereka di Laut Cina Selatan (LCS) yang disengketakan.

Gedung Putih membela keputusan AS dengan menolak kritik dari China dan Prancis. "Kami tidak mencari konflik dengan Cina," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki.

China mengatakan aliansi AS, Inggris, dan Australia itu 'akan merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan'. "Pandangan kami ini tentang keamanan di Indo-Pasifik," tambah Psaki.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement