REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang pada Selasa (21/9) memutuskan untuk memilih pengganti Perdana Menteri Yoshihide Suga dalam sidang parlemen luar biasa pada 4 Oktober, yang berarti pemilihan umum kemungkinan akan diadakan pada November.
"Kami perlu mencalonkan perdana menteri berikutnya setelah pemilihan, jadi kami akan mengadakan sidang luar biasa ... pagi ini dalam rapat Kabinet kami telah memberikan persetujuan untuk itu," kata Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato dalam jumpa pers di Ibu Kota Tokyo, seperti dikutip Kyodo News.
Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa akan mengadakan pemilihan sendiri untuk memilih pengganti Suga pada 29 September. Siapa pun yang terpilih diharapkan akan didukung dalam sidang.
Awal bulan ini, Suga mengatakan dia tidak akan mencalonkan diri lagi sebagai pemimpin partai, yang secara otomatis menandakan akhir masa jabatannya. Dia diangkat sebagai perdana menteri setahun yang lalu setelah pengunduran diri Shinzo Abe. Keputusan itu muncul di tengah tingkat dukungan yang rendah karena pandemi Covid-19 yang memburuk.
Negara ekonomi terbesar ketiga di dunia itu terkena dampak parah, sehingga memaksa pemerintah untuk menjaga likuiditas di pasar dengan mendorong paket stimulus untuk bisnis dan membagikan uang tunai kepada setiap keluarga. Empat anggota parlemen dari LDP bersaing untuk menduduki kursi kepemimpinan partai berkuasa yang memegang mayoritas di parlemen itu.
Menteri Vaksinasi Taro Kono, mantan menteri luar negeri Fumio Kishida, mantan Menteri Komunikasi Sanae Takaichi dan Pejabat Eksekutif Sekretaris Jenderal LDP Seiko Noda berkampanye untuk merebut posisi teratas tersebut.