Kamis 23 Sep 2021 21:42 WIB

Menkop: Perhatian ke Sektor UMKM Terus Ditingkatkan

UMKM selama ini selalu menjadi bantalan utama ekonomi nasional saat terjadi krisis.

Rep: iit septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Pengunjung melihat salah satu produk kerajinan tangan berbahan bambu, kulit pala dan batok kelapa yang dipamerkan di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (22/9/2021). Puluhan produk Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM) yang telah lolos kurasi kegiatan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) tersebut dipamerkan dan diharapkan mampu menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap produk dalam negeri serta dapat mengembangkan pasar produk UMKM yang lebih luas.
Foto: ANTARA/Adwit B Pramono/wsj.
Pengunjung melihat salah satu produk kerajinan tangan berbahan bambu, kulit pala dan batok kelapa yang dipamerkan di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (22/9/2021). Puluhan produk Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM) yang telah lolos kurasi kegiatan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) tersebut dipamerkan dan diharapkan mampu menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap produk dalam negeri serta dapat mengembangkan pasar produk UMKM yang lebih luas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah menegaskan, perhatiannya pada sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menjadi tumpuan perekonomian nasional akan terus ditingkatkan. Pasalnya 99,9 persen struktur ekonomi nasional dari sektor UMKM. 

UMKM  selama ini selalu menjadi bantalan utama ekonomi nasional saat terjadi krisis. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, saat krisis akibat pandemi Covid-19, UMKM justru menjadi sektor paling terdampak parah. Hanya saja pemerintah sudah mencanangkan beberapa program demi mendukung kebangkitan UMKM. 

Beberapa program yang dilakukan melalui dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) seperti pemberian Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM). Per 30 Juli 2021telah tersalur sebesar Rp 14,21 triliun atau 92,35 persen kepada 11,8 Juta Usaha Mikro.

Selanjutnya bantuan subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar 3 persen yang akhirnya diperpanjang hingga akhir Desember 2021. Teten melanjutkan, pemerintah melalui bank penyalur telah menyalurkan dana KUR per 5 September 2021 sebesar Rp 177,71 triliun kepada 4.795.255 debitur atau 70,06 persen dari target Rp 253,64 triliun.

"Kemudian kita memberikan dukungan pembiayaan kepada koperasi lewat LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir) per 17 September 2021 telah tersalur Rp 1,04 triliun dari target Rp1,6 triliun kepada 128 koperasi. Kita juga memberikan pendanaan bagi wirausaha pemula dengan nilai bantuan Rp 7 juta per wirausaha kepada 1.800 wirausaha dengan total anggaran Rp 12,6 miliar," kata Teten Masduki dalam webinar bertema Peran Perbankan dalam Ekosistem Digital UMKM Masa Depan, Kamis (23/9).

Ia menambahkan, pemerintah juga terus mendorong agar perbankan meningkatkan keterlibatannya dalam upaya membantu sektor UMKM terus tumbuh berkembang. Diakui, pembiayaan dari perbankan terhadap sektor UMKM baru sebesar 20 persen dari total kredit perbankan. 

Angka itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Pemerintah menargetkan, pada 2024 mendatang kredit perbankan kepada sektor UMKM bisa mencapai 30 persen.

"Perbankan perlu terus mendorong penyaluran kredit UMKM untuk investasidan sektor produktif yang berpotensi lebih mendorong pergerakan perekonomian. Saat ini penyaluran kredit UMKM didominasi untuk modal kerja sebesar 73 persen dan pada sektor perdagangan sebesar 49 persen," tuturnya. 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement