Senin 14 Jul 2025 12:24 WIB

Pelabuhan Baai Bengkulu Mulai Pulih, 39 Kapal Sudah Melintas

Distribusi logistik ke Pulau Enggano jadi prioritas

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Satria K Yudha
Truk pengangkut logistik memasuki kapal penyebrangan rute Bengkulu - Pulau Enggano di loket ASDP Pelabuhan Baai, Kota Bengkulu, Bengkulu, Jumat (29/3/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi
Truk pengangkut logistik memasuki kapal penyebrangan rute Bengkulu - Pulau Enggano di loket ASDP Pelabuhan Baai, Kota Bengkulu, Bengkulu, Jumat (29/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi memastikan operasional Pelabuhan Baai, Bengkulu, mulai pulih secara bertahap. Sejak pembukaan kembali alur pelayaran pada 8 Juli 2025, tercatat 39 aktivitas kapal keluar masuk pelabuhan hingga 13 Juli.

“Kami berkomitmen untuk mempercepat normalisasi pelayaran di kawasan Pelabuhan Baai, Bengkulu, demi kepentingan masyarakat dan dunia usaha di Bengkulu, khususnya juga untuk konektivitas Pulau Enggano. Kami telah melakukan sejumlah upaya untuk percepatan normalisasi ini,” kata Dudy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (14/7/2025).

Baca Juga

Langkah percepatan dilakukan melalui penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayaran Alur Terbatas dan pelaksanaan survei hidrografi untuk memastikan keamanan kedalaman alur pelayaran. Survei dilakukan oleh KSOP Kelas III Pulau Baai bersama Distrik Navigasi Teluk Bayur, PT Pelindo Regional 2 Bengkulu, dan PT Rukindo.

“Sejak alur pelayaran dibuka pada 8 Juli hingga 13 Juli 2025 telah ada sebanyak 39 aktivitas kapal, baik yang keluar maupun masuk ke Pelabuhan Baai. Termasuk di dalamnya aktivitas 12 kapal dari 17 kapal yang sebelumnya sempat tertahan sudah berhasil keluar dari Pelabuhan Baai,” jelas Dudy.

Ia menambahkan, alur pelayaran difokuskan untuk menjamin distribusi logistik ke Pulau Enggano, seperti sembako, ikan, dan bahan bakar minyak (BBM), guna mendukung kebutuhan masyarakat dan pemulihan ekonomi di wilayah tersebut.

Sementara itu, proses pengerukan alur tetap berjalan untuk mengatasi pendangkalan akibat sedimentasi. Meski pengerukan berlangsung, pelayaran terbatas tetap dibuka dengan pengawasan ketat. Kapal pemandu akan terus beroperasi dalam beberapa bulan ke depan guna memastikan keselamatan.

“Kami memastikan pemanduan kapal tetap dilakukan dengan pengawasan ketat dan berkoordinasi lintas instansi. Saya mengimbau agar seluruh nakhoda kapal dan pelaku usaha pelayaran dapat mematuhi panduan dari Petugas Pemanduan dan tetap mengutamakan keselamatan pelayaran selama proses pengerukan berlangsung,” ujar Dudy.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement