Senin 27 Sep 2021 07:52 WIB

Perempuan Muslim di Austria Jadi Korban Rasisme

Baraa Bolat menjadi sasaran serangan rasis karena mengenakan jilbab.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Umat Muslim melaksanakan sholat di masjid di Wina, Austria.
Foto: Reuters
Umat Muslim melaksanakan sholat di masjid di Wina, Austria.

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Seorang perempuan Muslim yang tinggal di ibu kota Austria, Wina, mengalami kekerasan dan dilukai secara fisik. Baraa Bolat menjadi sasaran serangan rasis karena mengenakan jilbab.

"Ini benar-benar mengecewakan bagi saya, saya tidak tahu bagaimana harus bereaksi karena ini adalah pertama kalinya saya berada dalam situasi seperti itu," kata Bolat, dilansir Anadolu Agency, Senin (27/9).

Baca Juga

Serangan itu terjadi di dalam bus kota. Bolat mengatakan, seorang perempuan mendekati, dan menyuruh dirinya untuk kembali ke Turki, karena mengenakan jilbab. "Dia berprasangka seperti itu, meskipun saya bukan dari Turki," ujar Bolat.

Bolat mengatakan, dia mengabaikan pernyataan rasis tersebut dan berjalan ke depan bus. Namun, pelaku tetap melontarkan pernyataan yang menghina dan rasis.

“Saya mengabaikannya sampai dia meludahi saya. Saya kemudian turun, dia mengikuti saya dan menyerang jilbab saya, menariknya dengan sangat keras. Saya berteriak, tetapi dia tidak berhenti sampai saya mengeluarkan ponsel saya dan mulai mengambil gambar (dia), dia kemudian menyeberang ke sisi lain jalan," ujar Bolat.

Bolat membagikan kejadian tersebut di media sosial. Bolat mengatakan, dia harus mengambil sikap terhadap insiden itu. Menurutnya, pelecehan rasisme tidak boleh dibiarkan.

“Saya harus mengambil sikap terhadap insiden ini, dan semua orang harus mempelajarinya. Terlepas dari mengenakan jilbab atau tidak, warna kulit atau etnis, tidak ada yang harus mengalami insiden semacam ini, dan ini tidak boleh diabaikan dalam hal apapun caranya," kata Bolat.

Setelah video kejadian itu viral di media sosial, banyak orang menghubungi Bolat untuk memastikan dia dalam kondisi baik. Bolat telah mengajukan laporan ke otoritas polisi setempat. Bolat mengatakan bahwa penyerang rasis itu sebelumnya menargetkan beberapa orang lain dengan cara yang sama.

“Saya bukan orang pertama yang diserang, diludahi oleh orang ini, sayangnya banyak wanita berhijab mengalami serangan serupa oleh orang yang sama. Jadi, dia harus membayar harganya. Jika dia secara psikologis terganggu, maka dia harus dirawat di rumah sakit atau solusi lain harus ditemukan. Orang tersebut entah bagaimana bisa berada di luar dan merugikan orang lain," kata Bolat.

Bolat menyesali bahwa ketika serangan rasis itu terjadi, tidak ada penumpang bus yang menolongnya. Menurut Bolat, mereka semua hanya menjadi penonton.

Bolat menambahkan, harus ada lebih banyak upaya dan kesadaran untuk membantu orang lain yang membutuhkan, terlepas apakah mereka memiliki latar belakang berbeda. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement