REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Surat As Syuara merupakan salah satu surah makiyah, yakni surat yang diturunkan di Makkah atau sebelum Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah.
Setidaknya, itulah yang diungkapkan oleh para ulama. Prof Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al-Misbah Jilid 10 menjelaskan, para ulama ada yang mengecualikan beberapa ayat seperti ayat 224 hingga 227 yang berbicara tentang penyair dalam surah ini. Boleh jadi mereka menduga demikian, kata Prof Quraish, karena ayat-ayat itu mengecam para penyair kecuali mereka yang beriman (penyair-penyair Muslim).
Seperti sejumlah penyair Muslim kenamaan mulai dari Hasab bin Tsabit, Kaab bin Malik, hingga Ibnu Rawahah. Ada juga ulama yang mengecualikan ayat 197 yang berbicara tentang ulama Bani Israil dengan alasan bahwa pergaulan umat Islam dengan para pemuka agama Bani Israil baru terjadi di Madinah.
Pendapat yang mengecualikan ini dinilai lemah karena tidaklah mutlak uraian menyangkut sesuatu yang berada di satu kota, otomatis dibicarakan di kota itu. Sekian banyak ayat Alquran yang disepakati bahwa ia turun sebelum Nabi SAW berhijrah kendati ia berbicara tentang Bani Israil.
Sebagaimana dalam surah Ar Ra’d ayat 43, Allah berfirman, “Wa yaqululladzina kafaru lasta mursalan qul kafa billahi syahidan bainiy wa bainakum wa man indahu ilmul-kitaabi.” Yang artinya, “Berkatalah orang-orang kafir: ‘Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul.’ Katakanlah: ‘Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu dan antara orang yang mempunyai ilmu Al Kitab.”
Dijelaskan bahwa ini karena keberadaan orang-orang Yahudi serta hubungan dagang antara penduduk Makkah dengan mereka sudah terjalin jauh sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah.