REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mengkritik Jepang karena telah memasukkannya dalam daftar negara yang bertanggung jawab atas ancaman siber terhadap Negeri Matahari Terbit. Beijing berharap, Tokyo dapat berbuat lebih banyak untuk meningkatkan kepercayaan politik terhadap tetangganya.
“Dengan mengabaikan fakta dasar, pihak Jepang memfitnah dan menyerang China dalam masalah keamanan siber serta dengan jahat memainkan apa yang disebut ancaman dari tetangga. China sangat menentang hal ini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Hua Chunying dalam pengarahan pers pada Selasa (28/9), dikutip laman resmi Kemenlu China.
Hua yakin, banyak pihak sudah mengetahui perihal negara mana yang terlibat dalam “spionase dunia maya”, bahkan menargetkan sekutunya sendiri. “Faktanya, pihak Jepang juga memiliki gagasan yang jelas tentang hal ini. Apakah Jepang berusaha mencoba membantu mengalihkan perhatian dengan menghantam China dengan kejam pada masalah serangan dunia maya atas perintah seseorang?” ucapnya.
Dia berharap, Jepang berbuat lebih banyak untuk meningkatkan rasa kepercayaan politik dengan tetangganya dan berkontribusi pada perdamaian serta stabilitas regional. “China akan terus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga keamanan sibernya sendiri dan dengan tegas menanggapi semua jenis tindakan salah yang mempolitisasi keamanan siber,” ujar Hua.
Pemerintah Jepang untuk pertama kalinya menyebut China, Rusia, dan Korea Utara (Korut) sebagai tiga negara yang bertanggung jawab atas ancaman siber terhadap negara tersebut. Hal itu diungkap saat Jepang merilis strategi keamanan siber untuk tiga tahun mendatang.
“Situasi di dunia maya mengandung risiko yang berkembang pesat menjadi situasi kritis, dan bahwa ketiga negara tersebut diduga terlibat dalam aktivitas siber yang bermusuhan,” kata Kyodo News dalam laporannya mengutip rancangan strategi keamanan siber baru yang disiapkan pemerintahan Perdana Menteri Yoshihide Suga pada Senin (27/9).
Menurut Kyodo News, Jepang siap merespons setiap serangan siber terhadapnya. “Jepang akan mengambil tindakan balasan keras dengan menggunakan setiap cara dan kemampuan efektif yang tersedia, termasuk tanggapan diplomatik serta penuntutan pidana,” katanya.
Jepang juga bakal mempercepat kerja sama keamanan siber dengan tiga mitranya yang tergabung dalam Quad, yakni Amerika Serikat (AS), Australia, dan India.