REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terdapat beberapa riwayat mengenai doa iftitah.
Keempat
Dari Anas ra, ada seseorang yang masuk shaf sholat lalu dia membaca:
Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, yang baik, lagi diberkahi di dalamnya. Lalu setelah Rasulullah saw selesai dari shalatnyabeliau bertanya siapakah tadi membaca kalimat
doa seperti itu? Jamaah diam sejenak. Rasulullah saw melanjutkan:
“Siapa saja diantara kalian yang membaca doa tersebut maka sungguh dia tidaklah berkata yang sia-sia” …hingga akhir hadits. (HR. Muslim)
Kelima
Dari Ibnu Umar ra berkata: “Ketika kami tengah melaksankan sholat bersama Rasulullah saw tiba-tiba ada salah seoarang diantara kami berkata:
“Allahu akbaru kabiro, walhamdulillahi katsiro wasubhanallahi bukrotan wa ashila”
Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Mahasuci Allah pada waktu pagi dan petang.
Lalu Rasulullah saw berkata (setelah selesai sholat): Siapakah tadi yang membaca ini dan itu?”. Salah seorang dari jamaah berkata: “Saya, wahai Rasulullah”. Rasul bersabda: “Saya ta’jub dengan doa itu, itu adalah doa yang dengannya pintu-pintu langit bisa terbuka”. Ibnu Umar berkata: “Saya tidak pernah meninggalkan doa itu semenjak saya mendengar Rasulullah saw mengatakan tentang (keutamaan) doa tersebut”. (HR. Muslim)
Keenam
Dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw diam pada waktu antara takbir dan Al-Fatihah, lalu saya bertanya kepada beliau: “Apakah yang Engkau baca diantara takbir dan Al-Fatihah itu, ya Rasulullah?” Rasulullah saw menjawab: “
Saya membaca, Allahumma ba’id baini wabaina khothoyaya kama ba’adta bainal masyriqi walmaghrib. Allahumma naqqini minal khotoya kama yunaqqos tsaubul abyadhu minad danas. Allahummaghsil khothoyaya bilma’i was tsalji walbarodi”
Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahankesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah aku dari semua kesalahan sebagaimana Engkau mensucikan pakaian dari kotoran. Ya Allah, mandikanlah aku dengan air, salju dan embun. (HR. Bukhari dan Muslim).
Ketujuh
Dari Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah saw ketika melaksanakan shalat malam beliau megucapkan, Allahumma lakal hamdu, anta nurus samawati wal ardh, walakal hamdu, anta qayyamus samawati wal ardh waman fihin, antal haq, waqaulukal haq, wawa’dukal haq, waliqa’ukal haq, waljannatul haq, wannaru haq, wassa’atu haq, allahumma laka aslamtu, wabika amantu, wailaika hakamtu, faghfirli ma qaddamtu wama akhkhartu wama asrartu wama a’lantu, antalladzi la ilaha illa anta.
Ya Allah, hanya milik-Mu lah segala pujian, Engkau adalah pemberi cahaya langit-langit dan bumi. Hanya milik-Mu lah segala pujian, Engkau-lah pemelihara langit-langit dan bumi.
Hanya milik-Mu lah segala pujian, Engkau-lah yang terus menerus mengurusi langit-langit dan bumi beserta makhluk yang ada di dalamnya. Engkau adalah al-Haq (Dzat yang pasti wujudnya), janji-Mu benar, ucapan-Mu benar, perjumpaan dengan-Mu benar, surga itu benar adanya, neraka itu benar adanya, dan hari kebangkitan itu benar (akan terjadi).
Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakkal, hanya kepada-Mu aku kembali, dan demi-Mu aku berdebat (terhadap para pengingkarmu), hanya kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah dosa-dosa yang telah kuperbuat dan yang belakangan kuperbuat, ampunilah apa yang aku rahasiakan dan apa yang kutampakkan. Engkaulah Tuhanku, tiada tuhan selain Engkau.(HR. Ahmad)
Kedelapan
Dari Abu Salamah bin Abdurrahman ra berkata, Saya pernah bertanya kepada Aisyah ra dengan apa Rasulullah saw memulai shalat malamnya. Aisyah ra
berkata, Rasulullah saw membaca:
Allahumma rabba jibril wamika’il waisrafil, fathiris samawati wal ardh, ‘alimil ghaibi wasy syahadah, anta tahkumu baina ‘ibadika fima kanu fihi yakhtalifun, ihdini limakhtulifa fini minal haq bi idznika wainnaka latahdi ila shiratim mustaqim
Ya Allah, wahai Rabb Jibril, Mikail dan Israfil! Wahai Yang memulai penciptaan langit-langit dan bumi tanpa ada contoh sebelumnya! Wahai Dzat Yang mengetahui yang gaib dan yang tampak!
Engkau memutuskan di antara hamba-hamba-Mu dalam perkara yang mereka berselisih di dalamnya. Tunjukilah aku mana yang benar dari apa yang diperselisihkan dengan izin-Mu.
Sesungguhnya Engkau memberikan hidayah kepada siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang lurus. (HR. Ibnu Majah)