REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir, meminta agar PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) mulai merambah pasar pupuk non-subsidi yang memiliki potensi tumbuh yang sangat besar.
“Kalau kita melihat petanya, market pupuk nonsubsidi terus meningkat sebesar 53 persen. Karena itu dengan strategi besar transformasi BUMN, kita mendorong salah satu perusahaan pupuk, yakni Pupuk Kaltim untuk berdiri tegak di market yang terbuka untuk yang nonsubsidi,” katanya dalam Siaran Pers Pupuk Kaltim, diterima Republika.co.id, Senin (4/10).
Sementara itu, Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi menyatakan kesiapan perusahaan untuk menjangkau pasar pupuk nonsubsidi.
“Kami siap mengikuti arahan dari pemerintah terkait fokus perusahaan untuk menggarap peluang di pasar nonsubsidi. Pupuk Kaltim memiliki fasilitas produksi yang sangat efisien dan berkapasitas yang besar," kata Rahmad.
Ia mengungkapkan, di samping kewajiban untuk memenuhi pupuk subsidi, prusahaan juga siap untuk bersaing dan meningkatkan pangsa pasar pupuk nonsubsidi. "Bahkan tidak hanya di pasar domestik, kita juga menargetkan peningkatan pangsa pasar di Asia Pasifik,” kata Rahmad menambahkan.
Perkembangan dan kemajuan dalam pertanian di Indonesia meningkat tajam sehingga kebutuhan pupuk menjadi semakin tinggi. “Produksi pupuk nonsubsidi Pupuk Kaltim, khususnya pupuk Urea Daun Buah, menguasai market share yang sangat besar di Indonesia. Sementara pupuk NPK Pelangi menjadi idola petani dalam meningkatkan produksi pangan dan hortikultura serta perkebunan,” kata Rahmad.
Hingga 21 September 2021, untuk distribusi pupuk nonsubsidi dalam negeri, Pupuk Kaltim telah menyalurkan 800.000 ton Urea Daun Buah atau 72 persen dari target 1,1 juta ton dan 120.000 ton NPK Pelangi atau 60 persen dari target 200.000 ton di tahun 2021.
“Dengan jaringan distribusi dan penguasaan wilayah pemasaran, pupuk nonsubsidi Pupuk Kaltim yang memiliki kualitas prima dan berlabel SNI, selalu tersedia guna memenuhi kebutuhan petani dan meningkatkan hasil produksi pertanian di Indonesia,” terang Rahmad.
Pupuk Kaltim yang merupakan bagian dari Pupuk Indonesia Group, saat ini merupakan produsen Urea terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara dengan kapasitas produksi mencapai 3,43 juta ton per tahun. Dengan besaran kapasitas tersebut, Pupuk Kaltim menjadi salah satu dari lima besar produsen Urea terbesar di Asia Pasifik.