Rabu 06 Oct 2021 18:26 WIB

AS Sambut Pembicaraan Langsung Iran-Arab Saudi

Iran menyebut bahwa ada kemajuan signifikan dalam pembicaraan dengan Riyadh.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Merajut hubungan Arab Saudi-Iran
Foto: AP/Reuters/FinancialTimes
Merajut hubungan Arab Saudi-Iran

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menyambut pembicaraan langsung antara Iran dan Arab Saudi. Washington mengapresiasi setiap upaya yang dapat membawa perdamaian dan stabilitas lebih luas di kawasan Timur Tengah.

“Sehubungan dengan pengumuman pembicaraan langsung antara Arab Saudi dan Iran, kami menyambut baik itu. Kami menyambut setiap pembicaraan langsung yang mengarah pada perdamaian serta stabilitas yang lebih besar di kawasan itu,” ujar Wakil Asisten Sekretaris untuk Urusan Iran dan Irak di Biro Timur Dekat Departemen Luar Negeri AS, Jennifer Gavito, saat diwawancara CNBC pada Selasa (5/10).

Baca Juga

Akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengungkapkan, pembicaraan antara negaranya dan Iran masih dalam fase eksplorasi. Sebelumnya Teheran menyebut bahwa ada kemajuan signifikan dalam pembicaraan dengan Riyadh.

Pangeran Faisal mengungkapkan, pembicaraan putaran keempat antara Saudi dan Iran telah berlangsung pada 21 September lalu. “Diskusi ini masih dalam tahap penjajakan. Kami berharap mereka (Iran) meletakkan dasar untuk mengatasi masalah antara kedua belah pihak dan kami akan bekerja untuk mencapainya,” katanya pada Ahad (3/10), dikutip laman Al Arabiya.

Pada 23 September lalu juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan negaranya dan Arab Saudi berhasil mencapai kemajuan serius dalam pembicaraan mengenai keamanan Teluk. Kedua negara masih akan melanjutkan dialog guna menengahi perbedaan.

“Kami telah melakukan beberapa putaran pembicaraan dengan pemerintah Arab Saudi di (ibu kota Irak) Baghdad selama beberapa bulan terakhir. Ada pembicaraan yang baik tentang isu-isu bilateral. Kemajuan serius telah dibuat dalam masalah keamanan di Teluk,” kata Khatibzadeh.

Dia mengungkapkan, Iran yakin solusi untuk menyelesaikan masalah di kawasan Teluk atau Timur Tengah (Timteng) dapat dicapai lewat mekanisme komprehensif dari dalam kawasan itu sendiri. Teheran diketahui telah lama menentang campur tangan asing di Timteng.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement