REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan rahasia mengapa Prabowo Subianto bisa menjadi orang pintar. Menurut Ariza, sapaan akrabnya, Prabowo bisa menjadi orang pintar karena sering membaca buku.
"Kenapa pak Prabowo pintar karena sejak SD (sekolah dasar) waktu sekolah dulu, dia setiap minggu pulang sekolah dikasih enam buku harus dibaca setiap minggu," ujarnya saat meresmikan Rumah Literasi Jakarta di Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Sabtu (9/10).
Ariza mengungkapkan, untuk mengetahui dan menyelesaikan beragam permasalahan di dunia maka kuncinya adalah membaca. Itulah mengapa, kata ia, Allah menurunkan ayat pertama 'Iqro'. Allah secara jelas memerintahkan umatnya untuk membaca. "Kalau mau melihat dunia membaca, tahu dunia membaca dunia, ingin selesaikan masalah dunia ya membaca," katanya.
Ia yakin tingkat literasi di Jakarta akan semakin maju dan kuat ke depan. Ariza berharap Rumah Literasi Jakarta ini dapat terus konsisten serta istiqomah menjadi sumber bacaan yang bermutu. "Kita saling mendukung dan men-support."
Ia juga mendukung peluncuran Jakarta Book Review sebagai ruang pertemuan bagi para pemangku kepentingan di dunia buku seperti penulis, stakeholder, penerbit, pemerhati buku agar bisa terus menyajikan buku-buku yang berkualitas.
Di tengah dunia digital ini, Ariza tetap yakin bahwa buku masih akan terus bertahan. Faktanya sampai saat ini, pendidikan masih menggunakan buku, perpustakaan masih mengoleksinya dan berbagai disiplin ilmu masih mengandalkan buku sebagai wadahnya.
"Maka saya optimistis, dunia perbukuan masih memiliki harapan depan yang cerah dan para penerbit buku dapat menjalani bisnisnya dengan prospek yang bersinar," ujarnya.
Pendiri Rumah Literasi Jakarta, Luqman Hakim Arifin mengungkapkan bahwa peradaban suatu bangsa tak terlepas dari tingkat literasinya. Sebut saja Yunani yang melahirkan banyak filosof hebat seperti Socrates dan Plato. Begitu pun dengan Islam yang memiliki penulis hebat seperti Imam Ghazali. Hal yang sama juga dengan Barat melalui revolusi Industrinya. "Buku yang 500 sampai 1000 tahun lalu pun sampai saat ini masih kontekstual," katanya
Atas dasar itulah, lanjut Luqman, Rumah Literasi Jakarta ini dibangun sebagai bagian untuk menyiapkan tangga-tangga menuju puncak peradaban bangsa Indonaesia. "Dengan Rumah Literasi Jakarta sekaligus Jakarta Book Review ini kami berharap kita bisa membantu para pembacara untuk mendapat bacaan yang bermutu dan berkualitas," kata CEO Rene Turos itu.
Hingga 2020 tercatat 19 persen penerbit di Indonesia berada di Jakarta dan telah mendaftarkan 14,906 ISBN. Jakarta juga berkontribusi pada 25 persen koleksi digital nasional. "Goal kami me-review satu juta buku tahun 2045."
Baca juga : Gerindra Jelaskan Alasan Prabowo Maju pada Pilpres 2024
Ketua IKAPI Jakarta Hikmat Kurnia menambahkan, peradaban bangsa memang tak akan ada tanpa literasi yang baik. Gerakan literasi ini bisa berjalan dengan sempurna jika ada keberpihakan dari penguasa. Kedua yang tak kalah penting adanya semangat luar biasa dari rakyat untuk belajar.
"Dulu Baghdad menjadi salah satu tempat orang belajar dari berbagai negeri. Karena itu saya berharap dengan rumah literasi ini bisa menjadi pencipta generasi penerus emas Jakarta," katanya.