REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa lalu, orang-orang Arab jahiliyah sangat mempercayai bahwa apabila terjadi gerhana matahari atau terjadi gerhana bulan itu berkaitan erat dengan kematian atau kelahiran seseorang. Mereka percaya ketika terjadi gerhana matahari atau gerhana bulan, maka akan ada seorang tokoh besar yang akan mati atau akan ada seseorang bayi yang lahir di mana bayi itu adalah istimewa dan akan menjadi tokoh atau pemimpin mereka.
Ada juga sebagian kaum yang mengaitkan peristiwa gerhana dengan akan terjadinya bencana dan malapetaka. Sehingga mereka menyiapkan sesajen untuk roh agar terhindar dari bahaya.
Di Indonesia juga terdapat khurafat tentang terjadinya gerhana. Pada masa lalu ada kepercayaan gerhana terjadi karena bulan atau matahari dimakan oleh makhluk jahat.
Ada juga yang mengaitkan gerhana dengan akan datangnya bencana dan kesialan sehingga mereka berkeyakinan ketika terjadi gerhana tidak boleh keluar rumah. Sebab orang yang keluar rumah ketika terjadi gerhana akan mendapatkan kesialan dalam hidupnya. Bahkan itu akan menimpa pada orang-orang disekelilingnya.
Tapi Islam hadir dan memberikan semua sanggahan terhadap itu. Rasulullah memberikan pencerahan kepada manusia bahwa gerhana bulan atau gerhana matahari tidak ada kaitannya dengan kematian atau kehidupan seseorang atau bahkan pertanda malapetaka.
Terjadinya gerhana adalah pertanda kekuasaan Allah SWT. Allah berkuasa membuat perubahan-perubahan pada sistem tata surya agar manusia berpikir bahwa tidak ada dzat yang dapat melakukan itu semua kecuali Allah Yang Maha Agung.